Akademisi Minta Pemerintah Selektif Keluarkan Izin Investasi
Seorang akademisi mengingatkan pemerintah agar selektif dalam mengeluarkan perizinan terhadap masuknya investasi asing sehingga tidak mengorbankan industri dalam negeri.
"Investasi asing memang masih sangat diperlukan menopang perekonomian, tapi perlu dicermati sektor mana yang boleh dan tidak," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Erwan Agus Purwanto, PhD di Yogyakarta, Sabtu.
Erwan menilai, pemerintah perlu mengarahkan agar masuknya investasi asing terfokus di sektor-sektor produksi berteknologi berat dan tinggi. Adapun sektor produksi dengan teknologi menengah dapat diprioritaskan bagi investor dalam negeri.
"Mestinya yang bisa digarap oleh bangsa sendiri tidak perlu melibatkan asing, seperti eksploitasi batu bara yang tidak memerlukan teknologi yang rumit," kata dia.
Pemerintah, menurut dia, jangan sampai berfokus mengundang pemodal asing masuk Indonesia semata. Melainkan juga perlu menstimulasi pertumbuhan pemodal domestik.
"Pada kenyataanya realisasi penanaman modal asing selalu lebih tinggi dibanding domestik," kata dia.
Kompetisi pemodal asing dengan pemodal domestik atau pemodal besar dan kecil, menurut Erwan, seyogyanya juga perlu diatur dengan regulasi yang tepat.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bakti sebelumnya mengatakan kehadiran perusahaan tambang dalam negeri juga perlu terus menerus didorong pemerintah, misalnya dalam kemudahan perizinan.
Perizinan tambang yang masih terlalu mahal akan mengakibatkan dominasi perusahaan-perusahaan multinasional di dalam negeri karena perusahaan tersebut yang mampu menjangkau.
"Perizinan tambang sampai saat ini masih mulai Rp1-2 miliar," kata dia. (ant/adm)
"Investasi asing memang masih sangat diperlukan menopang perekonomian, tapi perlu dicermati sektor mana yang boleh dan tidak," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Erwan Agus Purwanto, PhD di Yogyakarta, Sabtu.
Erwan menilai, pemerintah perlu mengarahkan agar masuknya investasi asing terfokus di sektor-sektor produksi berteknologi berat dan tinggi. Adapun sektor produksi dengan teknologi menengah dapat diprioritaskan bagi investor dalam negeri.
"Mestinya yang bisa digarap oleh bangsa sendiri tidak perlu melibatkan asing, seperti eksploitasi batu bara yang tidak memerlukan teknologi yang rumit," kata dia.
Pemerintah, menurut dia, jangan sampai berfokus mengundang pemodal asing masuk Indonesia semata. Melainkan juga perlu menstimulasi pertumbuhan pemodal domestik.
"Pada kenyataanya realisasi penanaman modal asing selalu lebih tinggi dibanding domestik," kata dia.
Kompetisi pemodal asing dengan pemodal domestik atau pemodal besar dan kecil, menurut Erwan, seyogyanya juga perlu diatur dengan regulasi yang tepat.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bakti sebelumnya mengatakan kehadiran perusahaan tambang dalam negeri juga perlu terus menerus didorong pemerintah, misalnya dalam kemudahan perizinan.
Perizinan tambang yang masih terlalu mahal akan mengakibatkan dominasi perusahaan-perusahaan multinasional di dalam negeri karena perusahaan tersebut yang mampu menjangkau.
"Perizinan tambang sampai saat ini masih mulai Rp1-2 miliar," kata dia. (ant/adm)
Akademisi Minta Pemerintah Selektif Keluarkan Izin Investasi
Reviewed by marbun
on
6:42 AM
Rating:
Post a Comment