Meneladani Semangat Usaha UD Paju Marbun, Adinda Buya Ali Akbar Marbun

KBAA -- Berdagang atau berusaha merupakan sunnah Rasulullah SAW.

Begitu juga keluarga KH Syech Buya Ali Akbar Marbun. Darah berdagang turun dari almarhum orang tua Buyung Marbun yang selalu berkelana untuk berdagang dari Siniang ke berbagai daerah, termasuk ke Pulau Jawa di era sebelkum kemerdekaan.

Darah itu pula yang turun ke anaknya yang ke-8, paling bungsu, Tuan Guru Mahmun Syarif Marbun, alias Pajuber Marbun (Op. Sultan/Thaha Marbun doli) yang berusaha dengan bendera UD Paju Marbun, usai menyelesaikan studinya di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru.

Semasa mondok di Musthafawiyah Purba Baru, bersama abangdanya, Buya Ali Akbar Marbun (anak ke-7), mereka digembleng untuk mandiri dan dapat menyediakan lapangan pekerjaaan bagi ummat.

Diawali dengan usaha kecil-kecilan, kini UD Paju Marbun telah berkembang menjadi usaha yang menyediakan lapangan kerja, khususnya, di sekitar kantor pusatnya di Pakkat, Humbang Hasundutan.

Usaha ini memulai usaha dari Toko Mas Paju, bisnis furniture dan perkayuan, terus merambah ke distribusi hasil pertanian seperti kopi, cengkeh, karet dan lain sebagainya.

"Saya banyak belajar dari pengalaman semasa mondok di Pesantren Muthofawiyah," jelas Op. Sultan suatau saat yang lali.

Menurutnya, kunci dari keberhasilan usahanya adalah, pantang menyerah dan selalu tawakkal kepada Allah SWT. Selain itu, sebuah usaha harus mengikuti demand konsumen yang selalu berubah sesuai dengan perubnahan zaman.

UD. Paju Marbun kini dapat di lihat di portamnya di sini (klikl)