Pesantren Percontohan ASEAN sedang Digagas
KBAA -- Peluang pesantren untuk tampil di tingkat ASEAN semakin terbuka dengan menguatnya hubungan antarnegara. Dibukanya kran ekonomi antarnegara berdampak terhadap aspek pendidikan. Pesantren diharapkan menjadi pendidikan alternatif di lingkup ASEAN. Hal ini, menjadi isu penting yang dibahas oleh Dr Mohammad Murtadlo, Kepala Bidang Litbang Pendidikan Non-Formal Informal Kementerian Agama, dalam workshop “Pemikiran Keagamaan” di The Alana Hotel, Solo, Sabtu (10/9).
Dia mengatakan, perlu ada pesantren yang menjadi percontohan di tingkat Asia Tenggara. “Pesantren juga harus memiliki kekhasan, serta memaksimalkan modal sosialnya agar mampu tampil di level ASEAN,” ujarnya.
Dijelaskannya, tantangan pesantren saat ini semakin beragam. Untuk itu, komunitas pesantren perlu memaksimalkan potensi dan kekuatannya. Salah satunya yakni menemukan kekhasannya agar bisa menjadi rujukan bagi banyak orang. “Kami sedang monitoring beberapa model pesantren, misal pesantren yang menjadi rujukan di level ASEAN, pesantren maritim, atau bahkan pesantren yang menjadi benteng Islam dan NKRI di kawasan perbatasan Indonesia,” katanya.
Ke depan, menurutnya, perlu adan pemetaan pesantren percontohan dan sebuah tim yang mengawalnya. Di dalamnya bisa diisi tim atau komunitas santri yang sadar media. “Kami juga ingin ada jurnalis santri dari 34 provinsi yang siap mengawal informasi dan kreatifitas dari komunitas pesantren hingga dapat diterima publik,” imbunya.
Ketua PP Rabithah Ma’ahid Islamiyyah (RMI) Nahdlatul Ulama, KH Abdul Ghoffar Rozien mengatakan, gejala kelas menengah muslim. “Tumbuhnya kelas menengah muslim, perlu menjadi perhatian santri. Bagaimana tidak, sekarang ini kelas menengah muslim yang semakin meningkat jumlahnya, harus menjadi pemikiran tersendiri. Mereka yang ekspektasi lebih dalam proses pendidikan anak-anaknya,” ujarnya. (sumber)
Dia mengatakan, perlu ada pesantren yang menjadi percontohan di tingkat Asia Tenggara. “Pesantren juga harus memiliki kekhasan, serta memaksimalkan modal sosialnya agar mampu tampil di level ASEAN,” ujarnya.
Dijelaskannya, tantangan pesantren saat ini semakin beragam. Untuk itu, komunitas pesantren perlu memaksimalkan potensi dan kekuatannya. Salah satunya yakni menemukan kekhasannya agar bisa menjadi rujukan bagi banyak orang. “Kami sedang monitoring beberapa model pesantren, misal pesantren yang menjadi rujukan di level ASEAN, pesantren maritim, atau bahkan pesantren yang menjadi benteng Islam dan NKRI di kawasan perbatasan Indonesia,” katanya.
Ke depan, menurutnya, perlu adan pemetaan pesantren percontohan dan sebuah tim yang mengawalnya. Di dalamnya bisa diisi tim atau komunitas santri yang sadar media. “Kami juga ingin ada jurnalis santri dari 34 provinsi yang siap mengawal informasi dan kreatifitas dari komunitas pesantren hingga dapat diterima publik,” imbunya.
Ketua PP Rabithah Ma’ahid Islamiyyah (RMI) Nahdlatul Ulama, KH Abdul Ghoffar Rozien mengatakan, gejala kelas menengah muslim. “Tumbuhnya kelas menengah muslim, perlu menjadi perhatian santri. Bagaimana tidak, sekarang ini kelas menengah muslim yang semakin meningkat jumlahnya, harus menjadi pemikiran tersendiri. Mereka yang ekspektasi lebih dalam proses pendidikan anak-anaknya,” ujarnya. (sumber)
Pesantren Percontohan ASEAN sedang Digagas
Reviewed by Admin2
on
2:01 PM
Rating:
Post a Comment