Header AD

Burj Al Alam: Berlomba Buat Tower

DULU, di tanah Sinear sebelah timur, ada seorang raja yang ingin menjadi penguasa seluruh Bumi. Untuk mencapai kekuasaan tertinggi, ia kemudian membangun Menara Babel yang puncaknya menyentuh langit. Tapi, belum juga pembangunan projek ambisius itu rampung, angin badai menerpa disertai petir menggelegar menyambar-nyambar. Menara Babel roboh menjadi keeping-keping yang berserakan ke delapan penjuru angin, sekaligus mengubur impian sang raja. Konon, kepingan Menara Babel itulah yang menjadi cikal-bakal munculnya aneka bahasa di seluruh dunia.

Kini, di era modern, memang akan dianggap gila orang yang punya keinginan mendirikan menara hingga menyentuh langit. Namun, spirit untuk mencapai puncak kekuasaan tertinggi—tentu dengan motif yang berbeda—tak pernah surut dalam diri manusia. Mungkin bukan lagi motif kekuasaan atau hegemoni spiritual yang transedental, melainkan motif ekonomi yang memang menjadi cirri utama kebudayaan masyarakat modern. Perlombaan mendirikan bangunan pencakar langit adalah salah satunya. Tak harus menyentuh langit, tapi cukup menancapkan diri dengan prestasi sebagai yang tertinggi.

Puluhan, bahkan ratusan bangunan pencakar langit sudah bermunculan di berbagai belahan Bumi, bak kemunculan cendawan di musim hujan. Seolah menjadi trend baru, perlombaan mendirikan bangunan tertinggi di dunia menjadi keniscayaan yang tak bisa dicegah. Saat ini, rakyat Cina boleh berbangga karena lima dari sepuluh bangunan tertinggi di dunia ada di negeri mereka. Bahkan, jika klaim pemerintah Cina bahwa Taipeh adalah salah satu provinsi mereka, maka dipastikan kebanggaan itu bertambah, karena Taipei 101 Building yang terletak di Kota Taipei, Taipeh, tercatat sebagai gedung tertinggi di dunia saat ini.

Tampaknya, dalam waktu yang tidak terlalu lama, setidaknya mulai tahun 2008, peta dan data rekor gedung atau struktur berdiri bebas tertinggi di dunia bakal berubah lagi. Sejumlah Negara kini sudah siap-siap ikut bersaing dalam memperebutkan predikat gedung tertinggi di dunia. Korea Selatan kini sudah siap dengan bangunan 130 lantai di Kota Seoul dan direncanakan akan rampung pada tahun 2008. Demikian juga dengan Kota New York, pascakeruntuhan World Trade Centre (WTC) 21 September 2001, kini sudah siap membangun tiga pencakar langit baru yang dibangun mendampingi Freedom Tower, Menara Kebebasan, yang bakal dibangun persis di atas reruntuhan WTC.

Sementara itu, Kota Paris, Prancis, juga tak mau ketinggalan. Dengan melibatkan Thom Mayne, arsitek kenamaan dalam bidang rancang bangun gedung pencakar langit, kota wisata dan jantungnya Eropa itu bakal membangun gedung pencakar langit baru yang diberi nama Lighthouse atau Mercusuar. Bangunan yang direncanakan akan setinggi 300 meter itu bakal menjadi bangunan tertinggi kedua di Paris setelah Menara Eiffel, yang tingginya mencapai 324 meter. Dengan biaya 1,05 miliar dolar AS (sekitar Rp 9 triliun), pembangunan Lighthouse direncanakan selesai pada 2012.

Namun, dari semua projek pencakar langit yang bakal dan sedang dibangun, tampaknya projek Burj Dubai (dalam bahasa Arab artinya Menara Dubai) harus mendapat catatan tersendiri. Mengapa? Hal ini tak terlepas dari ambisi Empaar Properties, sang developer (pengembang). Dengan tinggi struktur sekitar 800 meter, Burj Dubai akan menjadi struktur tertinggi di dunia. Bangunan dengan 167 lantai di atas tanah dan dua lantai bawah tanah dan groundbreaking dilakukan pada 21 September 2004, direncanakan akan selesai pada 2008.

Burj Dubai merupakan ancaman bagi gelar gedung tertinggi dunia lainnya. Ini termasuk Freedom Tower 547 meter di Kota New York, Shanghai World Financial Center, dan pemegang gelar sekarang Taipei 101 Building, Taipeh. Developer Burj Dubai Emaar Properties telah menyatakan bahwa Burj Dubai akan menjadi struktur tertinggi buatan manusia dalam sejarah. Struktur tertinggi yang pernah dibuat adalah radio mast Warsawa 645,4 m dibuat pada 1974 namun runtuh pada saat renovasi pada 1991. Apakah hanya itu? Ternyata tidak.

Dalam situs resminya, pihak Emaar menyebut bahwa pembangunan Burj Dubai mengemban misi yang jauh dari sekadar mencatatkan diri sebagai bangunan atau struktur tertinggi di dunia. Burj Dubai yang menjulang tinggi memiliki makna lebih filosofis, sebagai perwujudan dari sebuah cita-cita yang tinggi dari dunia Arab umumnya, dan masyarakat Uni Emirat Arab pada khususnya.

Burj Dubai akan tampak berbeda jika dipandang dengan sudut pandang dan jarak yang berbeda. Bagi mereka yang berada dekat dan menjadi bagian dari lingkungan Burj Dubai, akan melihat menara tersebut sebagai sebuah “cahaya penunjuk” bahwa Dubai memainkan peran signifikan dalam perkembangan dunia. Sementara bagi mereka yang berada di luar lingkungan menara, akan melihat Burj Dubai sebagai symbol Timur Tengah baru: lebih makmur, dinamis, dan sukses.

Dalam ajang International Con Conference on Architectural Conservation, Dubai, di Dubai, 21 Februari 2007 lalu, Emaar Properties secara khusus mempromosikan Burj Dubai. Menurut Managing Director Emaar Properties, Ahmed Al-Mantroshi, konsep arsitektur dari Burj Dubai diinspirasi oleh bentuk geometri bunga padang pasir, Hymenocalis, yang banyak tumbuh di Dubai, dan juga bentuk-bentuk atau motif dari unsur-unsur desain Islam.

Pembangunan Burj Dubai adalah projek konprehensif yang bertujuan untuk menampung komunitas global. Konsepnya adalah perpaduan antara untuk memberi tempat berlindung yang nyaman (haven), menyediakan kawasan bisnis yang lengkap, serta pengalaman hidup mewah di tengah gurun. Dengan kata lain, Burj Dubai tak sekadar sebagai pencakar langit. Di dalamnya tersedia sebuah kehidupan penuh kemewahan seolah berada di langit

Burj Al Alam: Berlomba Buat Tower Burj Al Alam: Berlomba Buat Tower Reviewed by marbun on 2:47 PM Rating: 5

Post AD