Indonesia Bagian Mana 28 Perempuan Nenek Moyang Orang Madagaskar?
KBAA -- Riset genetik telah membuktikan bahwa nenek moyang orang Madagaskar -- sebuah negara pulau di lepas pesisir timur Afrika -- adalah 28 perempuan asal Indonesia. Bahasa nasional Madagaskar, Malagasi, ternyata mirip dengan bahasa Dayak Manyaan di Kalimantan. Namun, secara genetik suku Dayak Maanyan tak cocok dengan genetik orang Madagaskar. Nah, jadi dari Indonesia bagian mana 28 perempuan itu?
"Bahasa Malagasi itu 90 persen itu mirip dengan bahasa Dayak Manyaan di Kalimantan. Namun secara genetika, suku Dayak Manyaan tak cocok dengan gen orang Madagaskar," jelas peneliti dari Eijkman Institute for Biology Moleculer, Prof Herawati Sudoyo.
Hal itu disampaikan Herawati usai “Half Day Seminar on Genetic Diversity: Austronesian Diaspora” di Eijkman Institute, Jl Diponegoro 69, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2015).
Ketidakcocokan ini juga didukung fakta bahwa suku Dayak Manyaan bukanlah suku bahari yang dekat dengan laut. Dayak Manyaan adalah suku yang tinggal di dekat Sungai Barito di Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Selatan. Biasanya, yang berkelana hingga jauh melampaui samudera adalah suku-suku bahari yang tinggalnya dekat dengan pantai.
"Orang Dayak Manyaan kan bukan suku bahari, dia berburu. Nah ini kenapa bahasanya mirip Dayak Manyaan? Kenapa bisa sampai ke Madagaskar? Apakah ada perdagangan budak saat itu? Tapi ternyata setelah diuji genetika, tak cocok. Lantas hipotesa kita menduga suku-suku bahari," imbuh Herawati.
Asal-usul ini menjadi misteri berikutnya yang harus dipecahkan oleh peneliti. Hipotesanya, mulai dari suku Bugis, orang Buton hingga suku Bajo dicurigai menjadi asal-susul 28 perempuan itu.
Sedangkan pakar bahasa dari Universite; La Rochelle Prancis, Phillippe Grange, dalam seminar mengatakan bahwa Suku Bajo adalah suku yang unik karena sampai sekarang tak diketahui asal-usulnya.
"Tidak seperti orang Minang yang suka merantau namun tetap bisa diketahui asal-usul tempatnya. Orang Bugis juga. Tapi Suku Bajo tidak diketahui asal usul tempatnya," jelas Phillippe.
Suku Bajo sudah dikenal suka hidup di atas laut dari dulu. Dari riset ditemukan Suku Bajo bermigrasi menyebar dari Kepulauan Sulu di Filipina selatan, Sabah-Malaysia di utara Pulau Kalimantan, Bone-Wajo-Sulawesi Selatan juga pernah bermukim di muara Sungai Barito, Kalimantan Selatan. Dalam budaya Suku Bajo juga, perempuan adalah pihak yang kuat dalam mengelola keuangan hingga memilih pasangan.
Kecurigaan asal-usul 28 perempuan itu juga dicurigai dari Buton, Sulawesi Tenggara. Orang Buton, merupakan akulturasi dari pribumi yang berburu dan orang dari Luwuk-Sulawesi Tengah, suku bahari yang gemar berlayar dan berdagang.
"Mitologinya orang Buton itu dari Luwuk, namun yang tersirat, hipotesanya orang Buton itu datangnya dari Pulau Selayar dan Pulau Laut di Banjar (Kalimantan Selatan)," imbuh antropolog Universitas Indonesia, Dr Tony Rudyansjah, MA.
Nah, jadi dari bagian Indonesia mana 28 orang nenek moyang Madagaskar itu? "Itu pembuktian untuk riset selanjutnya. Semua Suku Dayak di Kalimantan, Bajo, Bugis nanti akan dicocokkan DNA-nya," jawab Herawati.
Prof Herawati beserta tiga orang peneliti lain asal New Zealand, Arizona, dan Prancis telah melakukan penelitian sejak tahun 2005 untuk menjawab misteri nenek moyang penduduk Madagaskar. Hasil yang diperoleh cukup mengejutkan, nenek moyang asli penduduk Madagaskar adalah perempuan asal Indonesia yang berlayar ke Madagaskar 1.200 tahun silam. Hasil riset ini telah dirilis pada 2012 lalu.
"Penelitian yang kita lakukan adalah melalui pencocokan DNA, yaitu 2.745 DNA penduduk Indonesia dengan 266 penduduk asal Madagaskar. Walau hasilnya sudah diperoleh, tapi baru DNA yang wanitanya, kami harus juga melakukan pencocokan DNA pada pria Indonesia dan Madagaskar," ungkapnya pada Senin (16/4/2012).
More
"Bahasa Malagasi itu 90 persen itu mirip dengan bahasa Dayak Manyaan di Kalimantan. Namun secara genetika, suku Dayak Manyaan tak cocok dengan gen orang Madagaskar," jelas peneliti dari Eijkman Institute for Biology Moleculer, Prof Herawati Sudoyo.
Hal itu disampaikan Herawati usai “Half Day Seminar on Genetic Diversity: Austronesian Diaspora” di Eijkman Institute, Jl Diponegoro 69, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2015).
Ketidakcocokan ini juga didukung fakta bahwa suku Dayak Manyaan bukanlah suku bahari yang dekat dengan laut. Dayak Manyaan adalah suku yang tinggal di dekat Sungai Barito di Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Selatan. Biasanya, yang berkelana hingga jauh melampaui samudera adalah suku-suku bahari yang tinggalnya dekat dengan pantai.
"Orang Dayak Manyaan kan bukan suku bahari, dia berburu. Nah ini kenapa bahasanya mirip Dayak Manyaan? Kenapa bisa sampai ke Madagaskar? Apakah ada perdagangan budak saat itu? Tapi ternyata setelah diuji genetika, tak cocok. Lantas hipotesa kita menduga suku-suku bahari," imbuh Herawati.
Asal-usul ini menjadi misteri berikutnya yang harus dipecahkan oleh peneliti. Hipotesanya, mulai dari suku Bugis, orang Buton hingga suku Bajo dicurigai menjadi asal-susul 28 perempuan itu.
Sedangkan pakar bahasa dari Universite; La Rochelle Prancis, Phillippe Grange, dalam seminar mengatakan bahwa Suku Bajo adalah suku yang unik karena sampai sekarang tak diketahui asal-usulnya.
"Tidak seperti orang Minang yang suka merantau namun tetap bisa diketahui asal-usul tempatnya. Orang Bugis juga. Tapi Suku Bajo tidak diketahui asal usul tempatnya," jelas Phillippe.
Suku Bajo sudah dikenal suka hidup di atas laut dari dulu. Dari riset ditemukan Suku Bajo bermigrasi menyebar dari Kepulauan Sulu di Filipina selatan, Sabah-Malaysia di utara Pulau Kalimantan, Bone-Wajo-Sulawesi Selatan juga pernah bermukim di muara Sungai Barito, Kalimantan Selatan. Dalam budaya Suku Bajo juga, perempuan adalah pihak yang kuat dalam mengelola keuangan hingga memilih pasangan.
Kecurigaan asal-usul 28 perempuan itu juga dicurigai dari Buton, Sulawesi Tenggara. Orang Buton, merupakan akulturasi dari pribumi yang berburu dan orang dari Luwuk-Sulawesi Tengah, suku bahari yang gemar berlayar dan berdagang.
"Mitologinya orang Buton itu dari Luwuk, namun yang tersirat, hipotesanya orang Buton itu datangnya dari Pulau Selayar dan Pulau Laut di Banjar (Kalimantan Selatan)," imbuh antropolog Universitas Indonesia, Dr Tony Rudyansjah, MA.
Nah, jadi dari bagian Indonesia mana 28 orang nenek moyang Madagaskar itu? "Itu pembuktian untuk riset selanjutnya. Semua Suku Dayak di Kalimantan, Bajo, Bugis nanti akan dicocokkan DNA-nya," jawab Herawati.
Prof Herawati beserta tiga orang peneliti lain asal New Zealand, Arizona, dan Prancis telah melakukan penelitian sejak tahun 2005 untuk menjawab misteri nenek moyang penduduk Madagaskar. Hasil yang diperoleh cukup mengejutkan, nenek moyang asli penduduk Madagaskar adalah perempuan asal Indonesia yang berlayar ke Madagaskar 1.200 tahun silam. Hasil riset ini telah dirilis pada 2012 lalu.
"Penelitian yang kita lakukan adalah melalui pencocokan DNA, yaitu 2.745 DNA penduduk Indonesia dengan 266 penduduk asal Madagaskar. Walau hasilnya sudah diperoleh, tapi baru DNA yang wanitanya, kami harus juga melakukan pencocokan DNA pada pria Indonesia dan Madagaskar," ungkapnya pada Senin (16/4/2012).
More
Indonesia Bagian Mana 28 Perempuan Nenek Moyang Orang Madagaskar?
Reviewed by Admin2
on
6:37 PM
Rating:
Post a Comment