Tour de Ijen Dimulai dari Pesantren
KBAA -- Kompetisi balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) yang bakal berlangsung dari tanggal 27 – 30 September 2017 akan lebih kental dengan budaya lokal.
Salah satu yang menarik, di etape 4 yang dilaksanakan di hari terakhir, di mana start ditempatkan di Pondok Pesantren Darussalam.
"Kita akan kenalkan budaya pesantren ke publik global. Pesantren yang menjadi basis pendidikan keislaman di Indonesia tetap menyebarkan nilai-nilai toleransi,” jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai memimpin rapat koordinasi di kantor Pemkab Banyuwangi, Sabtu (23/9/2017).
Anas meminta setiap liasion officer (LO) atau pendamping pembalap untuk mengantongi materi terkait posisi pesantren dalam menyemai nilai-nilai toleransi. Peserta dari 29 negara itu juga dipastikan menjajal rasanya mengenakan sarung dan peci.
"Para santri nanti telah siap menyambut hangat para pembalap. Ratusan pembalap dari berbagai negara dan wisatawan yang datang kami ajak mencoba tradisi berpakaian sarung dan berkopiah ala Indonesia. Kami jelaskan pula makna sarung dan apa itu kopiah yang fungsinya berbeda dengan topi. Pasti ini pengalaman baru bagi mereka,” imbuh Anas.
Anas menjelaskan, kompetisi balap sepeda ini dirancang dari awal berkonsep sport tourism, di mana event balap sepeda dibalut dengan pariwisata. Untuk itu, selain persiapan teknis terus dimatangkan, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah atraksi seni-budaya.
“Karena Tour de Banyuwangi Ijen menjadi balap sepeda terbaik di Indonesia, tentunya ini menjadi perhatian banyak pihak. Dan ini kami manfaatkan sebagai sarana promosi internasional bagi Indonesia, khususnya Banyuwangi,” kata Anas. (sumber)
Lihat: Yayasan Mahmun Syarif Marbun
Salah satu yang menarik, di etape 4 yang dilaksanakan di hari terakhir, di mana start ditempatkan di Pondok Pesantren Darussalam.
"Kita akan kenalkan budaya pesantren ke publik global. Pesantren yang menjadi basis pendidikan keislaman di Indonesia tetap menyebarkan nilai-nilai toleransi,” jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai memimpin rapat koordinasi di kantor Pemkab Banyuwangi, Sabtu (23/9/2017).
Anas meminta setiap liasion officer (LO) atau pendamping pembalap untuk mengantongi materi terkait posisi pesantren dalam menyemai nilai-nilai toleransi. Peserta dari 29 negara itu juga dipastikan menjajal rasanya mengenakan sarung dan peci.
"Para santri nanti telah siap menyambut hangat para pembalap. Ratusan pembalap dari berbagai negara dan wisatawan yang datang kami ajak mencoba tradisi berpakaian sarung dan berkopiah ala Indonesia. Kami jelaskan pula makna sarung dan apa itu kopiah yang fungsinya berbeda dengan topi. Pasti ini pengalaman baru bagi mereka,” imbuh Anas.
Anas menjelaskan, kompetisi balap sepeda ini dirancang dari awal berkonsep sport tourism, di mana event balap sepeda dibalut dengan pariwisata. Untuk itu, selain persiapan teknis terus dimatangkan, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah atraksi seni-budaya.
“Karena Tour de Banyuwangi Ijen menjadi balap sepeda terbaik di Indonesia, tentunya ini menjadi perhatian banyak pihak. Dan ini kami manfaatkan sebagai sarana promosi internasional bagi Indonesia, khususnya Banyuwangi,” kata Anas. (sumber)
Lihat: Yayasan Mahmun Syarif Marbun
Tour de Ijen Dimulai dari Pesantren
Reviewed by Admin2
on
6:00 PM
Rating:
Post a Comment