Senangnya Pengelola Pesantren Ini Terima Bantuan Rusun
KBAA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberikan bantuan berupa rumah susun (rusun) kepada Pondok Pesantren Manahijjul Huda di Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Bantuan ini diharapkan dapat memberi hunian yang layak pada santri di pondok pesantren tersebut.
Kasubdit Penyediaan Rumah Susun, Direktorat Rumah Susun, Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Bisma Staniarto mengatakan, bantuan ini merupakan salah satu upaya pemerintah menyediakan hunian yang layak masyarakat.
"Kementerian PUPR khusunya Ditjen Penyediaan Perumahan salah satu tugasnya memfasilitasi dan menyediakan hunian yang layak huni masyarakat. Termasuk penugasan membangun rusun untuk pondok pesantren," kata dia seperti ditulis Minggu (20/8/2017).
Bantuan rusun yang diberikan memiliki kriteria tertentu. Antara lain, merupakan tipe bangsal, terdiri dari tiga lantai, luas bentang yakni 55,8x13,5 meter. Total bangsal ialah 12 bangsal yang mampu menampung setidaknya 216 santri.
"Nanti asetnya diserahkan kepada Menteri Keuangan. Ada dua tipe, kalau yang asetnya dimiliki kementerian, lembaga, nanti diubah alih status Kementerian Keuangan. Kalau dimiliki pemerintah daerah atau yayasan lainnya bergerak di bidang sosial keagamaan dan kemanusiaan nanti bentuknya hibah. Nanti ada mekanisme tersendiri," jelas dia.
Menurutnya, bantuan rusun ini merupakan perhatian pemerintah pada generasi penerus bangsa. Terlebih, sistem pondak pesantren merupakan warisan budaya yang telah turun-menurun."Apalgi merupakan warisan budaya yang sudah ada lama di masyarakat," ujar dia.
Rusun pada Pondok Pesantren Manahijjul Huda dibangun sekitar Maret 2016 dan menghabiskan waktu sekitar 6 bulan atau rampung sekitar September 2016. Rusun ini menghabiskan dana sekitar Rp 7 miliar. Selain untuk konstruksi, dana itu digunakan untuk biaya meubelair seperti kasur dan almari.
Pimpinan Pondok Pesantren Manahijjul Huda Falahudin Achmad berharap, rusun ini memberi kontribusi yang besar bagi pendidikan. Rusun ini sendiri, lanjutnya, diperuntukan untuk santri putri.
Bangunan yang tampak beda dibanding bangunan yang ada disekitarnya membuat rusun ini disangka hotel.
"Saya atas nama pimpinan Pondok Pesantren Manahijjul Huda terimakasih kepada semua pejabat PUPR, di mana kami sudah dikasih, masyarakat sekitar asrama yang menurut santri ini dibilangnya hotel, di kala ini lagi dibangun kurang lebih September," kata dia.
Pondok pesantren ini memberi pendidikan dari berbagai jenjang dari sekolah dasar hingga menengah atas. Sejak adanya rusun itu, dia mengatakan, minat masyarakat untuk memasukan anaknya ke pondok pesantren semakin banyak.
"Di kala ada bantuan asrama, santri antusias dan animo masyarakat sangat tinggi. Dia berbondong-bondong yang tadinya putus sekolah sudah keluar SD nggak mau sekolah, karena ada sekolah di sini dan asramanya bagus dia berbondong-bondong masuk ke sini," ujar dia.
Sambungnya, masyarakat yang belajar di sini tidak dikenakan biaya apapun. Namun, hanya membayar untuk kebutuhan makan sebanyak Rp 300 ribu per bulan untuk 60 kali makan. Serta, adanya kas rutin sebesar Rp 50 ribu untuk berbagai keperluan seperti listrik dan lain-lain. Kas ini nantinya digunakan untuk perawatan rusun.
"Pembiayaan untuk perawatan rusun kami ada kurang lebih semacam kas semua siswa per siswa itu ada uang untuk bayar listrik Rp 50 ribu, kalau disatukan dengan uang makan Rp 350 ribu dan itu kami kumpulkan barang kali ada kerusakan," tukas dia. (sumber)
Lihat: Yayasan Mahmun Syarif Marbun
Kasubdit Penyediaan Rumah Susun, Direktorat Rumah Susun, Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Bisma Staniarto mengatakan, bantuan ini merupakan salah satu upaya pemerintah menyediakan hunian yang layak masyarakat.
"Kementerian PUPR khusunya Ditjen Penyediaan Perumahan salah satu tugasnya memfasilitasi dan menyediakan hunian yang layak huni masyarakat. Termasuk penugasan membangun rusun untuk pondok pesantren," kata dia seperti ditulis Minggu (20/8/2017).
Bantuan rusun yang diberikan memiliki kriteria tertentu. Antara lain, merupakan tipe bangsal, terdiri dari tiga lantai, luas bentang yakni 55,8x13,5 meter. Total bangsal ialah 12 bangsal yang mampu menampung setidaknya 216 santri.
"Nanti asetnya diserahkan kepada Menteri Keuangan. Ada dua tipe, kalau yang asetnya dimiliki kementerian, lembaga, nanti diubah alih status Kementerian Keuangan. Kalau dimiliki pemerintah daerah atau yayasan lainnya bergerak di bidang sosial keagamaan dan kemanusiaan nanti bentuknya hibah. Nanti ada mekanisme tersendiri," jelas dia.
Menurutnya, bantuan rusun ini merupakan perhatian pemerintah pada generasi penerus bangsa. Terlebih, sistem pondak pesantren merupakan warisan budaya yang telah turun-menurun."Apalgi merupakan warisan budaya yang sudah ada lama di masyarakat," ujar dia.
Rusun pada Pondok Pesantren Manahijjul Huda dibangun sekitar Maret 2016 dan menghabiskan waktu sekitar 6 bulan atau rampung sekitar September 2016. Rusun ini menghabiskan dana sekitar Rp 7 miliar. Selain untuk konstruksi, dana itu digunakan untuk biaya meubelair seperti kasur dan almari.
Pimpinan Pondok Pesantren Manahijjul Huda Falahudin Achmad berharap, rusun ini memberi kontribusi yang besar bagi pendidikan. Rusun ini sendiri, lanjutnya, diperuntukan untuk santri putri.
Bangunan yang tampak beda dibanding bangunan yang ada disekitarnya membuat rusun ini disangka hotel.
"Saya atas nama pimpinan Pondok Pesantren Manahijjul Huda terimakasih kepada semua pejabat PUPR, di mana kami sudah dikasih, masyarakat sekitar asrama yang menurut santri ini dibilangnya hotel, di kala ini lagi dibangun kurang lebih September," kata dia.
Pondok pesantren ini memberi pendidikan dari berbagai jenjang dari sekolah dasar hingga menengah atas. Sejak adanya rusun itu, dia mengatakan, minat masyarakat untuk memasukan anaknya ke pondok pesantren semakin banyak.
"Di kala ada bantuan asrama, santri antusias dan animo masyarakat sangat tinggi. Dia berbondong-bondong yang tadinya putus sekolah sudah keluar SD nggak mau sekolah, karena ada sekolah di sini dan asramanya bagus dia berbondong-bondong masuk ke sini," ujar dia.
Sambungnya, masyarakat yang belajar di sini tidak dikenakan biaya apapun. Namun, hanya membayar untuk kebutuhan makan sebanyak Rp 300 ribu per bulan untuk 60 kali makan. Serta, adanya kas rutin sebesar Rp 50 ribu untuk berbagai keperluan seperti listrik dan lain-lain. Kas ini nantinya digunakan untuk perawatan rusun.
"Pembiayaan untuk perawatan rusun kami ada kurang lebih semacam kas semua siswa per siswa itu ada uang untuk bayar listrik Rp 50 ribu, kalau disatukan dengan uang makan Rp 350 ribu dan itu kami kumpulkan barang kali ada kerusakan," tukas dia. (sumber)
Lihat: Yayasan Mahmun Syarif Marbun
Senangnya Pengelola Pesantren Ini Terima Bantuan Rusun
Reviewed by Admin2
on
12:30 PM
Rating:
Post a Comment