JK Lantik Wisudawan Pesantren Al Kautsar Al Akbar
Wapres Jusuf Kala (JK) merasa kagum menyaksikan wisuda santri pondok pesantren (Ponpes) Al Kautsar Al Akbar bukan saja dihadiri para ulama tapi juga disaksikan Uskup Agung, Pendeta dan pemuka adat Batak. “Baru kali ini saya menghadiri wisuda santri pada satu pondok pesantren dihadiri, para ulama Uskup Agung, para pendeta dan pemuka adat,” ucap JK mengutarakan rasa kagumnya dalam sambutannya ketika berkunjung ke Ponpes Al Kautsar Al Akbar Jalan Pelajar Timur Medan yang melakukan wisuda santrinya, Rabu (24/6).
Kedatangan JK didampingi Ketua Umum DPD Gorkar Sumut Ali Umri, DPP Golkar Burhanuddin Napitupulu disambut ribuan undangan dan santri, JK mewisuda angkatan 17 pondok pesantren Al Kautsar Al Akbar tahun ajaran 2008-2009 dengan menyerahkan ijazah secara simbolis kepada perwakilan santri.
Pada acara yang dihadiri ribuan undangan di antaranya orang tua santri, ibu-ibu perwiritan, JK diminta naik ke panggung menyanyikan “Nasonag Do Hita Nadua” bersama pemuka adat Batak yang dipimpin Emeritus Uskup Agung Medan Datubara. Sebelumnya JK diulosi oleh pemuka adat. Dan disambut tor-tor dan gondang untuk naik ke panggung menyampaikan kata sambutannya.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar Syech Ali Akbar Marbun dalam sambutannya lebih banyak mengutarakan masalah adat Batak ketimbang mengutarakan kondisi pondok pesantren yang dipimpinnya. “Bapak wakil presiden, saya pimpinan pondok pesantren tapi sebagai orang Batak tidak boleh melupakan adat bila melaksanakan perhelatan besar,” ucap Ali Akbar Marbun menjelaskan adat adalah sangat utama bagi orang Batak.
Maka pada kesempatan ini Ali Akbar Marbun memperkenalkan yang hadir pada acara ini selain para syech dari berbagai daerah seperti Palembang, Pondowoso, Malang dan Cerebon. Syech ini dikatakan Ali Akbar Marbun merupakan temannya saat menuntut ilmu di Makkah. “Kami merupakan alumni pelajar dari Makkah,” jelas Ali Akbar Marbun sambil mengenalkan kehadiran Emeritus Uskup Agung Medan Datubara dan Pendeta Ben dari Australia.
Sebagai orang Batak yang melaksanakan perhelatan besar dikatakan Ali Akbar Marbun, ia juga mengundang para pendeta, dongan sabutuha, anak boru dan hula-hula. Pada kesempatan ini dikatakannya juga diundang warga marga Marbun se Indonesia, “Karena saya penasehat marga Marbun se dunia maka warga Marbun se Indonesia juga diundang,” sebut Ali Akbar yang disambut tawa para undangan.
Tak kalah istimewannya, Ali Akbar Marbun juga memperkenalkan keturunan keluarga Raja Sisingamangaraja XII dari Bakara. Ali Akbar Marbun meminta keturunan keluarga Raja Sisingamangaraja XII berdiri. “Mereka adalah keturunan keluarga Raja Sisingamangaraja XII,” kata Ali Akbar memperkenalkan yang mendapat tepuk tangan dari hadirin.
Ali Akbar juga menunjukkan foto Raja Sisingamangaraja XII ukuran besar yang berada di atas kanan panggung. Raja Sisingamangaraja XII, kata Ali Akbar tidak mengutip pajak yang juga anti kekerasan. Pada kesempatan ini Ali Akbar juga memperkenalkan cap (setempel) Sisingamangaraja dengan jeruji 12 menandakan Raja Sisingamangaraja XII. Kemudian setempel bewarna merah dengan ukuran satu folio ini diminta Ali Akbar dibagi-bagikan kepada undangan.
Ali Akbar menawarkan kepada JK bila ia terpilih menjadi presiden akan ditabalkan bermarga Marbun dan akan diundang ke Bakara untuk berkunjung ke makam Raja Sisingamangaraja XII. Tentang acara yang dilaksanakannya ini, Ali Akbar menyatakan minta maaf bila ada kekurangan karena baru dirancang dalam tiga hari. “Bila ada kekurangan saya minta maaf, lebih cepatkan lebih baik,” kata Ali Akbar yang disambut tawa dan tepuk tangan undangan.
Namun menurut Ali Akbar sejak ia mendirikan pesantren kebahagiaan bagi dirinya adalah, sertifikat santri diserahkan oleh orang nomor 2 Indonesia. Alangkah bahagianya kita bila JK nanti menjadi presiden, tambah Ali Akbar. Kepada santri yang baru diwisuda diingatkan Ali Akbar bahwa merupakan sejarah bagi santri karena ijazah diserahkan oleh Wakil Presiden RI.
Ali Akbar mengungkapkan bahwa adat tradisi Batak adalah menyanyi. Maka Ali Akbar Marbun meminta JK bersama-sama pemuka adat bernyanyi bersama mengumandangkan lagu “Nasonang Do Hita Nadua” yang dipimpin Emeritus Uskup Agung Medan Datubara.
“Suasana yang saya rasakan di Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar ini merupakan yang pertama saya alami. Karena acara wisuda santri dihadiri Uskup Agung, Pendeta, Pemuka Adat dan para ulama,” ucap JK mengawali sambutannya. Menurutnya, ia juga sangat mengangumi adat Batak sebagai alat pemersatu.
JK menilai keharmonisan antara suku dan agama terjadi di Sumut menjadi contoh di Nusantara. Hubungan antara kerabat, adat dan agama merupakan suksesnya sistem pendidikan. “Pendidikan adalah satu kekuatan bangsa. Tanpa pendidikan satu bangsa tidak akan maju,” tegas JK.
Menurut JK, bila acara seperti ini bisa dikembangkan di berbagai daerah diyakininya, Indonesia ke depan akan lebih maju. JK mengakhiri sambutannya dengan meneriakkan. “Horas, horas, horas”.
Kedatangan JK didampingi Ketua Umum DPD Gorkar Sumut Ali Umri, DPP Golkar Burhanuddin Napitupulu disambut ribuan undangan dan santri, JK mewisuda angkatan 17 pondok pesantren Al Kautsar Al Akbar tahun ajaran 2008-2009 dengan menyerahkan ijazah secara simbolis kepada perwakilan santri.
Pada acara yang dihadiri ribuan undangan di antaranya orang tua santri, ibu-ibu perwiritan, JK diminta naik ke panggung menyanyikan “Nasonag Do Hita Nadua” bersama pemuka adat Batak yang dipimpin Emeritus Uskup Agung Medan Datubara. Sebelumnya JK diulosi oleh pemuka adat. Dan disambut tor-tor dan gondang untuk naik ke panggung menyampaikan kata sambutannya.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar Syech Ali Akbar Marbun dalam sambutannya lebih banyak mengutarakan masalah adat Batak ketimbang mengutarakan kondisi pondok pesantren yang dipimpinnya. “Bapak wakil presiden, saya pimpinan pondok pesantren tapi sebagai orang Batak tidak boleh melupakan adat bila melaksanakan perhelatan besar,” ucap Ali Akbar Marbun menjelaskan adat adalah sangat utama bagi orang Batak.
Maka pada kesempatan ini Ali Akbar Marbun memperkenalkan yang hadir pada acara ini selain para syech dari berbagai daerah seperti Palembang, Pondowoso, Malang dan Cerebon. Syech ini dikatakan Ali Akbar Marbun merupakan temannya saat menuntut ilmu di Makkah. “Kami merupakan alumni pelajar dari Makkah,” jelas Ali Akbar Marbun sambil mengenalkan kehadiran Emeritus Uskup Agung Medan Datubara dan Pendeta Ben dari Australia.
Sebagai orang Batak yang melaksanakan perhelatan besar dikatakan Ali Akbar Marbun, ia juga mengundang para pendeta, dongan sabutuha, anak boru dan hula-hula. Pada kesempatan ini dikatakannya juga diundang warga marga Marbun se Indonesia, “Karena saya penasehat marga Marbun se dunia maka warga Marbun se Indonesia juga diundang,” sebut Ali Akbar yang disambut tawa para undangan.
Tak kalah istimewannya, Ali Akbar Marbun juga memperkenalkan keturunan keluarga Raja Sisingamangaraja XII dari Bakara. Ali Akbar Marbun meminta keturunan keluarga Raja Sisingamangaraja XII berdiri. “Mereka adalah keturunan keluarga Raja Sisingamangaraja XII,” kata Ali Akbar memperkenalkan yang mendapat tepuk tangan dari hadirin.
Ali Akbar juga menunjukkan foto Raja Sisingamangaraja XII ukuran besar yang berada di atas kanan panggung. Raja Sisingamangaraja XII, kata Ali Akbar tidak mengutip pajak yang juga anti kekerasan. Pada kesempatan ini Ali Akbar juga memperkenalkan cap (setempel) Sisingamangaraja dengan jeruji 12 menandakan Raja Sisingamangaraja XII. Kemudian setempel bewarna merah dengan ukuran satu folio ini diminta Ali Akbar dibagi-bagikan kepada undangan.
Ali Akbar menawarkan kepada JK bila ia terpilih menjadi presiden akan ditabalkan bermarga Marbun dan akan diundang ke Bakara untuk berkunjung ke makam Raja Sisingamangaraja XII. Tentang acara yang dilaksanakannya ini, Ali Akbar menyatakan minta maaf bila ada kekurangan karena baru dirancang dalam tiga hari. “Bila ada kekurangan saya minta maaf, lebih cepatkan lebih baik,” kata Ali Akbar yang disambut tawa dan tepuk tangan undangan.
Namun menurut Ali Akbar sejak ia mendirikan pesantren kebahagiaan bagi dirinya adalah, sertifikat santri diserahkan oleh orang nomor 2 Indonesia. Alangkah bahagianya kita bila JK nanti menjadi presiden, tambah Ali Akbar. Kepada santri yang baru diwisuda diingatkan Ali Akbar bahwa merupakan sejarah bagi santri karena ijazah diserahkan oleh Wakil Presiden RI.
Ali Akbar mengungkapkan bahwa adat tradisi Batak adalah menyanyi. Maka Ali Akbar Marbun meminta JK bersama-sama pemuka adat bernyanyi bersama mengumandangkan lagu “Nasonang Do Hita Nadua” yang dipimpin Emeritus Uskup Agung Medan Datubara.
“Suasana yang saya rasakan di Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar ini merupakan yang pertama saya alami. Karena acara wisuda santri dihadiri Uskup Agung, Pendeta, Pemuka Adat dan para ulama,” ucap JK mengawali sambutannya. Menurutnya, ia juga sangat mengangumi adat Batak sebagai alat pemersatu.
JK menilai keharmonisan antara suku dan agama terjadi di Sumut menjadi contoh di Nusantara. Hubungan antara kerabat, adat dan agama merupakan suksesnya sistem pendidikan. “Pendidikan adalah satu kekuatan bangsa. Tanpa pendidikan satu bangsa tidak akan maju,” tegas JK.
Menurut JK, bila acara seperti ini bisa dikembangkan di berbagai daerah diyakininya, Indonesia ke depan akan lebih maju. JK mengakhiri sambutannya dengan meneriakkan. “Horas, horas, horas”.
JK Lantik Wisudawan Pesantren Al Kautsar Al Akbar
Reviewed by marbun
on
7:01 AM
Rating:
Post a Comment