Santri Menuju Kursi Legislatif
Tinggal di sebuah gubuk kecil berukuran 3 x 2 meter di Desa Purba Baru Kecamatan Kotanopan Kabupaten Tapanuli Selatan --yang saat ini berada di Kabupaten Madina-- ternyata menempa kepribadian Aziz Ahmad Ramli Panjaitan.
Setamat dari sekolah dasar di Desa Piasa Ulu Kabupaten Asahan puluhan tahun silam, dirinya menuntut ilmu di Pesantren Madrasah Musthafawiyah Purba Baru, yang didirikan oleh Syekh Musthafa Husein (Almarhum).
Saat menjadi santri di pesantren yang masuk kategori terbesar di Sumut saat itu, ada seorang guru yang paling mengesankan baginya. Bahkan dari ilmu yang ditimbanya melalui guru tersebut, sekaligus telah melahirkan inspirasi politik Islam atau Siyasyah Islamiyah dalam diri Aziz Ahmad Ramli Panjaitan.
Tidak mudah luntur dari ingatannya, sang guru yang mengajar Kitab Kuning, Ilmu Tafsir Jalalain itu bernama Mizwar Nasution. Beliau tamatan salah satu Universitas di negeri Libya sehingga di Purba Baru, Mizwar dikenal dengan panggilan Ayah Libya.
Karena tidak mendapat ijazah negeri dari Purba Baru, untuk meneruskan kebangku kuliah, Aziz terpaksa mengulang kaji, menjadi Ketua OSIS pertama di Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium (MAL) Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara, Medan.
Saat berada di Medan, berdasarkan Musyawarah Silaturahmi Pelajar Islam Sumatera Utara, Aziz bersama Muhammad Abdi MY, Tengku Nurzehan dan teman pelajar seperjuangan lainnya se-Sumatera Utara mendirikan organisasi Persatuan Pelajar Islam (PPI).
Setamat dari sekolah dasar di Desa Piasa Ulu Kabupaten Asahan puluhan tahun silam, dirinya menuntut ilmu di Pesantren Madrasah Musthafawiyah Purba Baru, yang didirikan oleh Syekh Musthafa Husein (Almarhum).
Saat menjadi santri di pesantren yang masuk kategori terbesar di Sumut saat itu, ada seorang guru yang paling mengesankan baginya. Bahkan dari ilmu yang ditimbanya melalui guru tersebut, sekaligus telah melahirkan inspirasi politik Islam atau Siyasyah Islamiyah dalam diri Aziz Ahmad Ramli Panjaitan.
Tidak mudah luntur dari ingatannya, sang guru yang mengajar Kitab Kuning, Ilmu Tafsir Jalalain itu bernama Mizwar Nasution. Beliau tamatan salah satu Universitas di negeri Libya sehingga di Purba Baru, Mizwar dikenal dengan panggilan Ayah Libya.
Karena tidak mendapat ijazah negeri dari Purba Baru, untuk meneruskan kebangku kuliah, Aziz terpaksa mengulang kaji, menjadi Ketua OSIS pertama di Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium (MAL) Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara, Medan.
Saat berada di Medan, berdasarkan Musyawarah Silaturahmi Pelajar Islam Sumatera Utara, Aziz bersama Muhammad Abdi MY, Tengku Nurzehan dan teman pelajar seperjuangan lainnya se-Sumatera Utara mendirikan organisasi Persatuan Pelajar Islam (PPI).
Santri Menuju Kursi Legislatif
Reviewed by marbun
on
7:15 PM
Rating:
Post a Comment