Saat Diminta Menulis Biografi Buya Ali Akbar Marbun..
KBAA -- Dalam kesempatan bertemu Buya Ali Akbar Marbun di kampus Pesantren Al Kautsar Al Akbar, penulis (baca) mendapat berbagai pesan dan nasehat yang sangat membantu.
Beberapa nasehat tersebut telah disampaikan di blog ini (baca). Namun ada satu permintaan Buya yang saat itu membuat penulis terkejut dan saat itu belum sempat mengiyakan.
Permintaan itu adalah kesediaan untuk menulis biografi Buya. Penulispun tak percaya dan bercampur sedih yang mendalam.
Apalagi permintaan itu dibuat di mana Buya masih berkabung, belum 40 hari, atas wafatnya adindanya Jureman Marbun atau akrab dikenal Mahmun Syarif Marbun ketika keduanya belajar di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru.
Almarhum juga ayahanda penulis dan merasa sangat kehilangan.
Penulis berusaha menghalau berbagai pikiran yang tidak baik, dan bertawakkal kepada Allah SWT.
Sama halnya ketika almarhum beberapa tahun yang lalu dirawat di sebuah Rumah Sakit di Jalan Sisingamangaraja, Medan, pernah mengatakan bahwa dia ingin mengatakan sesuatu hal yang penting sebelum 'kepergiannya'.
Penulis berusaha kuat dan mengatakan bahwa yang harus didahulukan ketika di RS adalah berusaha untuk sembuh dengan optimisme dan doa kepada Allah SWT.
Saat itu, penulis meminta untuk tidak memikirkan tentang semuanya kecuali kesembuhan. Ternyata, terapi itu memberi kekuatan kepada dirinya dan beberapa minggu kemudian, atas pertolongan Allah SWT, berangsur pulih.
Perasaan yang sama tiba-tiba muncul saat Buya mengutarakan permintaannya, namun kali ini penulis hanya bisa terdiam karena pikiran yang masih bercampur aduk.
Tiba-tiba Buya mengalihkan topik ke hal yang lain dan pembicaraan kembali mencair. Di balik itu, penulis memahami ini bukan perintah keluarga, ayahanda tapi lebih dari itu; permintaan dari seorang guru.
Soal biografi itu, penulis akan sangat berbahagia dipercayakan dan dengan senang hati melakukannya. Di beberapa tulisan blog ini, beberapa sudah dibuat dalam bentuk pandangan umum saja.
Beberapa rekan alumni saat itu juga ikut serta memberikan masukan. Seandainya ada yang berniat menambah masukan atau ikut nimbrung menulis dapat menambah tulisannya ke dinasofiana at gmail dot com.
Penulis juga akan sangat bahagia menerima input soal bagaimana bentuk dan proses penulisannya atau hal-hal lain di luar konten.
Rencananya, keputusan ini akan diberitahukan kepada Buya setelah 40 hari wafatnya adindanya, bila ada tempat dan waktu yang lebih baik.
Lihat: Yayasan Mahmun Syarif Marbun
Beberapa nasehat tersebut telah disampaikan di blog ini (baca). Namun ada satu permintaan Buya yang saat itu membuat penulis terkejut dan saat itu belum sempat mengiyakan.
Permintaan itu adalah kesediaan untuk menulis biografi Buya. Penulispun tak percaya dan bercampur sedih yang mendalam.
Apalagi permintaan itu dibuat di mana Buya masih berkabung, belum 40 hari, atas wafatnya adindanya Jureman Marbun atau akrab dikenal Mahmun Syarif Marbun ketika keduanya belajar di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru.
Almarhum juga ayahanda penulis dan merasa sangat kehilangan.
Penulis berusaha menghalau berbagai pikiran yang tidak baik, dan bertawakkal kepada Allah SWT.
Sama halnya ketika almarhum beberapa tahun yang lalu dirawat di sebuah Rumah Sakit di Jalan Sisingamangaraja, Medan, pernah mengatakan bahwa dia ingin mengatakan sesuatu hal yang penting sebelum 'kepergiannya'.
Penulis berusaha kuat dan mengatakan bahwa yang harus didahulukan ketika di RS adalah berusaha untuk sembuh dengan optimisme dan doa kepada Allah SWT.
Saat itu, penulis meminta untuk tidak memikirkan tentang semuanya kecuali kesembuhan. Ternyata, terapi itu memberi kekuatan kepada dirinya dan beberapa minggu kemudian, atas pertolongan Allah SWT, berangsur pulih.
Perasaan yang sama tiba-tiba muncul saat Buya mengutarakan permintaannya, namun kali ini penulis hanya bisa terdiam karena pikiran yang masih bercampur aduk.
Tiba-tiba Buya mengalihkan topik ke hal yang lain dan pembicaraan kembali mencair. Di balik itu, penulis memahami ini bukan perintah keluarga, ayahanda tapi lebih dari itu; permintaan dari seorang guru.
Soal biografi itu, penulis akan sangat berbahagia dipercayakan dan dengan senang hati melakukannya. Di beberapa tulisan blog ini, beberapa sudah dibuat dalam bentuk pandangan umum saja.
Beberapa rekan alumni saat itu juga ikut serta memberikan masukan. Seandainya ada yang berniat menambah masukan atau ikut nimbrung menulis dapat menambah tulisannya ke dinasofiana at gmail dot com.
Penulis juga akan sangat bahagia menerima input soal bagaimana bentuk dan proses penulisannya atau hal-hal lain di luar konten.
Rencananya, keputusan ini akan diberitahukan kepada Buya setelah 40 hari wafatnya adindanya, bila ada tempat dan waktu yang lebih baik.
اعوذبا الله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم اللهم طول عمورنا وصحح اجسادنا ونور قلوبنا وثبت ايما ننا واحسن اخلا قنا واعما لنا ووسع ارزاقنا والي الخير قربنا وعن الشري ابعد نا برحمتك يا ار حم الرا حمين انك علي كلي شيً قدير
Saat Diminta Menulis Biografi Buya Ali Akbar Marbun..
Reviewed by Admin2
on
1:17 AM
Rating:
Post a Comment