Alumni Pesantren Al Kautsar Al Akbar Ramai Jadi Pengusaha, Kompetisi Semakin Ketat
KBAA -- Banyak alumni Pesantren Al Kautsar Al Akbar yang berkecimpung di dunia usaha, di Medan dan Sumatera Utara.
Ini merupakan gejala yang baik dan harus terus dipertahankan. Begitu juga yang menggeluti profesi lainnya, seperti guru, praktisi wisata, LSM, PNS dan lain sebagainya.
Sering kali, dalam pembicaraan dengan sesama alumni, lini bisnis yang digeluti seringkali pada motif yang sama.
Misalnya, di Medan sendiri telah berdiri beberapa Travel Haji yang didirikan atau dikelola oleh beberapa alumni.
Maka persainganpun semakin tinggi, apabila misalnya satu sama lain saling rebutan jamaah dari orang tua, keluarga atau tetangga sesama alumni lainnya.
Begitu juga pada bisnis ritel atau jaringan bisnis lainnya.
Tidak heran, hal ini juga terjadi pada mereka yang masuk ke dalam organisasi masyarakat. Seperti Muhammadiyah, NU atau Partai.
Gejala seperti ini tidak saja dialami oleh alumni Pesantren Al Kautsar Al Akbar yang telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri, tapi juga oleh institusi lainnya.
Maka diperlukan sebuah pemahaman untuk saling menghargai. Jauhkan sejauh mungkin sikap yang mengarah kepada saling menciptakan permasalahan.
Teman-teman yang menjadi politisi di PKS, PDIP, atau Gerindra, harus menanggalkan jas alumni ketika berdebat dengan teman alumni lainnya yang aktif di Demokrat, PKB dll.
Sikap profesionalitas sangat dibutuhkan ketika seseorang memiliki berbatagi latar belakang.
Dalam dunia usaha, mereka yang mempunyai karakteristik dan nilai plus dalam produknya akan otomatis disukai oleh konsumen. Itu merupakan sesuatu yang lumrah.
Selain memperkuat brand produk, alumni yang berkecimpung jangan lupa juga memetakan kemungkinan lain untuk ekspansi.
Ekspansi di sini bisa berarti produk maupun wilayah. Bila produk anda kalah bersaing di sebuah daerah, belum tentu di daerah lain. Bila bisnis anda kalah bersaing di produk tertentu, belum tentu di produk lain bukan?
Baca selanjutnya di sini.
Ini merupakan gejala yang baik dan harus terus dipertahankan. Begitu juga yang menggeluti profesi lainnya, seperti guru, praktisi wisata, LSM, PNS dan lain sebagainya.
Sering kali, dalam pembicaraan dengan sesama alumni, lini bisnis yang digeluti seringkali pada motif yang sama.
Misalnya, di Medan sendiri telah berdiri beberapa Travel Haji yang didirikan atau dikelola oleh beberapa alumni.
Maka persainganpun semakin tinggi, apabila misalnya satu sama lain saling rebutan jamaah dari orang tua, keluarga atau tetangga sesama alumni lainnya.
Begitu juga pada bisnis ritel atau jaringan bisnis lainnya.
Tidak heran, hal ini juga terjadi pada mereka yang masuk ke dalam organisasi masyarakat. Seperti Muhammadiyah, NU atau Partai.
Gejala seperti ini tidak saja dialami oleh alumni Pesantren Al Kautsar Al Akbar yang telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri, tapi juga oleh institusi lainnya.
Maka diperlukan sebuah pemahaman untuk saling menghargai. Jauhkan sejauh mungkin sikap yang mengarah kepada saling menciptakan permasalahan.
Teman-teman yang menjadi politisi di PKS, PDIP, atau Gerindra, harus menanggalkan jas alumni ketika berdebat dengan teman alumni lainnya yang aktif di Demokrat, PKB dll.
Sikap profesionalitas sangat dibutuhkan ketika seseorang memiliki berbatagi latar belakang.
Dalam dunia usaha, mereka yang mempunyai karakteristik dan nilai plus dalam produknya akan otomatis disukai oleh konsumen. Itu merupakan sesuatu yang lumrah.
Selain memperkuat brand produk, alumni yang berkecimpung jangan lupa juga memetakan kemungkinan lain untuk ekspansi.
Ekspansi di sini bisa berarti produk maupun wilayah. Bila produk anda kalah bersaing di sebuah daerah, belum tentu di daerah lain. Bila bisnis anda kalah bersaing di produk tertentu, belum tentu di produk lain bukan?
Baca selanjutnya di sini.
Alumni Pesantren Al Kautsar Al Akbar Ramai Jadi Pengusaha, Kompetisi Semakin Ketat
Reviewed by Admin2
on
10:30 PM
Rating:
Post a Comment