Alkahfi Intercultural Fair dan Diskusi From Pesantren To The World
KBAA -- Pesantren Tertua di Indonesia, Alkahfi, Somalangu, Kebumen mengadakan Alkahfi Intercultural Fair. Puncak kegiatan ini dimeriahkan Grup Musik Debu pada Minggu malam (29/05/16). Paginya tampil juga pentas budaya dari sembilan negara.
Debu mentas di Pesantren Alkahfi ini dengan biaya sendiri, “Kami menghormati 600 tahun perjuangan Pesantren Alkahfi membumikan Islam di Indonesia, kami akan tampilkan yang terbaik,” kata seorang personil Debu sebelum memainkan musiknyadilaporkan tribunnews.com.
Sebelumnya, pada siang harinya, diadakan diskusi bertema “From Pesantren To The World”, dengan narasumber M. Fathul Maskur (Hubungan Internasional PP GP. ANSOR), Hariqo Wibawa Satria (Koord Relawan Komunitas Peduli ASEAN), dan Ahmad Baso (PB NU) yang juga penulis buku Islam Nusantara.
Dalam presentasinya, Hariqo Wibawa Satria meminta setiap santri segera memutuskan negara mana yang akan dipelajari dengan serius, sebab dalam persaingan global kita butuh orang-orang yang paham kekuatan dan kelemahan sebuah negara.
“Harus lahir dari Pesantren, orang-orang yang mempunyai ilmu tentang Thailand, orang yang paham tentang Eropa, China, Afrika, Amerika, Korea, oleh karena, ayo kita putuskan dari sekarang negara mana yang mau kita pahami”, Ujar Hariqo
Sementara itu M. Fathul Maskur berharap Alkahfi terus menginpirasi lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. “Di Pesantren kalo ada anak yang datang ingin belajar, namun ia tidak membawa uang, maka anak itu tetap diterima, ini nilai luhur pesantren yang tidak boleh hilang”, Ujarnya.
Sedangkan Ahmad Baso dalam paparanya berharap para santri belajar dari sejarah kontribusi ulama-ulama Pesantren terhadap dunia. “Banyak tulisan dari ulama Pesantren yang digunakan bangsa-bangsa lain di dunia, ini motivasi bagi santri hari ini agar setiap hari bertanya ke dirinya sendiri, buku apa yang akan saya tulis dalam hidup ini”, jelas Ahmad Baso.
Debu mentas di Pesantren Alkahfi ini dengan biaya sendiri, “Kami menghormati 600 tahun perjuangan Pesantren Alkahfi membumikan Islam di Indonesia, kami akan tampilkan yang terbaik,” kata seorang personil Debu sebelum memainkan musiknyadilaporkan tribunnews.com.
Sebelumnya, pada siang harinya, diadakan diskusi bertema “From Pesantren To The World”, dengan narasumber M. Fathul Maskur (Hubungan Internasional PP GP. ANSOR), Hariqo Wibawa Satria (Koord Relawan Komunitas Peduli ASEAN), dan Ahmad Baso (PB NU) yang juga penulis buku Islam Nusantara.
Dalam presentasinya, Hariqo Wibawa Satria meminta setiap santri segera memutuskan negara mana yang akan dipelajari dengan serius, sebab dalam persaingan global kita butuh orang-orang yang paham kekuatan dan kelemahan sebuah negara.
“Harus lahir dari Pesantren, orang-orang yang mempunyai ilmu tentang Thailand, orang yang paham tentang Eropa, China, Afrika, Amerika, Korea, oleh karena, ayo kita putuskan dari sekarang negara mana yang mau kita pahami”, Ujar Hariqo
Sementara itu M. Fathul Maskur berharap Alkahfi terus menginpirasi lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. “Di Pesantren kalo ada anak yang datang ingin belajar, namun ia tidak membawa uang, maka anak itu tetap diterima, ini nilai luhur pesantren yang tidak boleh hilang”, Ujarnya.
Sedangkan Ahmad Baso dalam paparanya berharap para santri belajar dari sejarah kontribusi ulama-ulama Pesantren terhadap dunia. “Banyak tulisan dari ulama Pesantren yang digunakan bangsa-bangsa lain di dunia, ini motivasi bagi santri hari ini agar setiap hari bertanya ke dirinya sendiri, buku apa yang akan saya tulis dalam hidup ini”, jelas Ahmad Baso.
Alkahfi Intercultural Fair dan Diskusi From Pesantren To The World
Reviewed by Admin2
on
6:14 AM
Rating:
Post a Comment