Nihil Kaderisasi, Banyak Pesantren di Bogor Gulung Tikar
KBAA -- Dari jumlah 1531 pondok pesantren di Bumi Tegar Beriman, banyak di antaranya yang sudah tutup karena berbagai hal seperti tak adanya kyai ataupun murid.
"Memang ada pondok pesantren yang tutup di Kabupaten Bogor, dan umumnya adalah pondok pesantren salafi," ujar Kasie Pondok Pesantren, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor Sihabudin, Rabu (18/05/16), dilaporkan inilahkoran.com
Ia menambahkan alasan pondok pesantren tutup karena tidak ada regenerasi pemimpin, tidak adanya murid, kesibukan kyai di luar pesantren atau lainnya.
"Saat ini kami sedang terus memverifikasi ke pondok-pondok pesantren. Namun karena luas wilayah, proses verifikasi ini belum selesai," tambahnya.
Untuk melestarikan keberadaan pondok pesantren, pemerintah daerah, provinsi Jawa Barat dan Kementerian Agama mengaku sudah memberikan perhatian ataupun bantuan.
"Bantuan operasional untuk pondok pesantren ada dari Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan kami sendiri dengan besaran Rp 1 juta hingga Rp 100 juta per pesantren,"terangnya.
Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor Kh Agus Salim mengatakan dari pantauan langsung ke lapangan, pondok pesantren yang tutup karena krisis kepemimpinan.
"Beberapa waktu lalu kami mendatangi beberapa pondok pesantren, dan sekitar 50 pondok pesantren yang tutup itu karena setelah kyai meninggal, tidak ada penerusnya baik anak ataupun muridnya," kata Kh. Agus Salim.
Ia berharap, ada perhatian lebih dari pemerintah seperti beasiswa untuk anak atau murid, agar ada pengkaderan kyai, ustad ataupun ulama.
"Harus ada perhatian lebih, dan bukan sekadar bantuan fisik tetapi lebih pengkaderan," pintanya.
Ia pun mengimbau pondok pesantren tidak hanya menjual figur tetapi juga sistem pendidikan yang terstruktur.
"Kalau pondok pesantren 'menjual' figur, ya kelemahannya seperti itu (tutup) ketika kyainya meninggal, oleh karenanya pondok pesantren juga harus menonjolkan sisten pendidikan yang terstruktur," tandasnya.
"Memang ada pondok pesantren yang tutup di Kabupaten Bogor, dan umumnya adalah pondok pesantren salafi," ujar Kasie Pondok Pesantren, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor Sihabudin, Rabu (18/05/16), dilaporkan inilahkoran.com
Ia menambahkan alasan pondok pesantren tutup karena tidak ada regenerasi pemimpin, tidak adanya murid, kesibukan kyai di luar pesantren atau lainnya.
"Saat ini kami sedang terus memverifikasi ke pondok-pondok pesantren. Namun karena luas wilayah, proses verifikasi ini belum selesai," tambahnya.
Untuk melestarikan keberadaan pondok pesantren, pemerintah daerah, provinsi Jawa Barat dan Kementerian Agama mengaku sudah memberikan perhatian ataupun bantuan.
"Bantuan operasional untuk pondok pesantren ada dari Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan kami sendiri dengan besaran Rp 1 juta hingga Rp 100 juta per pesantren,"terangnya.
Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor Kh Agus Salim mengatakan dari pantauan langsung ke lapangan, pondok pesantren yang tutup karena krisis kepemimpinan.
"Beberapa waktu lalu kami mendatangi beberapa pondok pesantren, dan sekitar 50 pondok pesantren yang tutup itu karena setelah kyai meninggal, tidak ada penerusnya baik anak ataupun muridnya," kata Kh. Agus Salim.
Ia berharap, ada perhatian lebih dari pemerintah seperti beasiswa untuk anak atau murid, agar ada pengkaderan kyai, ustad ataupun ulama.
"Harus ada perhatian lebih, dan bukan sekadar bantuan fisik tetapi lebih pengkaderan," pintanya.
Ia pun mengimbau pondok pesantren tidak hanya menjual figur tetapi juga sistem pendidikan yang terstruktur.
"Kalau pondok pesantren 'menjual' figur, ya kelemahannya seperti itu (tutup) ketika kyainya meninggal, oleh karenanya pondok pesantren juga harus menonjolkan sisten pendidikan yang terstruktur," tandasnya.
Nihil Kaderisasi, Banyak Pesantren di Bogor Gulung Tikar
Reviewed by Admin2
on
8:02 AM
Rating:
Post a Comment