Rey, Pedangdut Alumni Al Kautsar Al Akbar
Nama Lengkap: Buhari Siregar
- Salah satu pengajar dalam reality show stasiun televisi Indosiar, KonDang-In (Kontes Dangdut Indosiar) Iyeth Bustami, menyampaikan komentar jujur tentang perkembangan anak didiknya, Aries. Menurut Iyeth, pertama kali tampil, peserta asal Purbalingga itu tidak berani menatap mata pengajarnya, tetapi sekarang makin percaya diri. Kemampuannya juga meningkat. Penilaian itu menggambarkan, sebuah proses pembelajaran telah dilewati Aries, dan kemudian terbukti, kontes dangdut dalam kemasan "berasa benar dangdutnya" itu melahirkan seseorang yang "bukan siapa-siapa" menjadi Aries yang "kondang". Dalam bahasa para pengasuhnya, para kontestan menghamparkan masa depan musik dangdut Indonesia.
- Kita merasa perlu mengangkat sukses anak muda asal Bandingan, Majapura, Bobotsari, Purbalingga itu terlepas dari konteks mediatika tentang tren kontes semacam yang kini menjadi acara unggulan berbagai stasiun televisi. Jujur saja, dari sisi industri entertainment televisi, acara yang digelar tak lebih dari tren mode. Ada sisi-sisi pemahaman yang instan. Tetapi kita juga menangkap aspek lain, yakni bagaimana anak-anak muda memanfaatkan peluang, yang sebelumnya tentu tidak mudah mencari medium ekspresi bagi bakat mereka. Kesempatan itu didapat ketimbang hanya menunggu peluang yang tak mudah kalau tidak memiliki akses ke dunia hiburan. Memang pemirsa yang memilih siapa pemenangnya, tetapi itulah bagian dari tren mediatika.
- Digambarkan oleh wartawan harian ini kemarin, gemerlap panggung dan penampilan Aries sangatlah kontras dengan realitas sosialnya di Majapura. Dia bukan dari keluarga berada yang mampu menopang untuk membuka akses ke panggung hiburan. Secara sederhana dapat disimpulkan, anak muda pemalu itu punya tekad besar untuk mewujudkan impian. Dia membeli keyboard dari hasil menabung bertahun-tahun. Merasa punya kemampuan, Aries pun mencoba peruntungan ikut audisi, dan lolos. Pencapaian hingga menjuarai kontes jelas bukan prestasi karbitan, tetapi melalui proses demi proses pengajaran, baik dari kesadaran untuk mengeksplorasi bakat yang dimiliki, tekad untuk membidik peluang, serta ketekunan selama masa penggodokan.
- Melihat latar belakang itu, tidaklah berlebihan menempatkan sukses Aries ini sebagai potret potensi masyarakat pinggiran. Talenta untuk masuk ke sektor-sektor kehidupan tidaklah menjadi monopoli mereka yang punya akses ekonomi dan sosial, tetapi di daerah-daerah yang "tak terduga" pun tersimpan mutiara. Persoalannya adalah bagaimana mengangkatnya ke wilayah pengembangan. Pada sisi inilah "tawaran" yang dibuka oleh berbagai stasiun televisi, dimulai dari kontes Akademi Fantasi Indosiar (AFI), memegang peran besar. Anak-anak muda yang boleh jadi hanya mampu mengeksplorasi bakat menyanyi dari panggung ke panggung antarkampung di daerahnya, berkesempatan mencoba peruntungan untuk menggapai impian yang lebih menjanjikan.
- Prestasi Aries bukanlah fantasi yang ditawarkan oleh dunia entertainment, tetapi realitas relung pencapaian melalui proses yang boleh dikatakan alamiah. Dia bukan tokoh-tokoh seperti dalam sinetron yang langsung dikenal dengan tampilan para eksekutif muda: kaya, tampan, berdasi, dan punya problem kehidupan dengan perempuan-perempuan cantik. Sebuah pembelajaran berharga seharusnya dapat kita ambil dari perjalanan Aries, yakni kemauan. Dengan kemauan dia meluruskan tekad untuk meraih wilayah yang diyakini bakal mampu mengekspresikan bakat secara lebih baik dan "benar". Bagi Aries - dengan latar belakang kehidupan ekonomi keluarganya -, perjalanannya ke KonDang-In tentu diartikan sebagai proses "habis-habisan".
- Dukungan masyarakat Purbalingga, khususnya Bupati Triyono Budi Sasongko janganlah sekadar dipandang sebagai tindakan populis, tetapi memuat makna lain tentang pembinaan generasi muda dalam meraih prestasi, untuk dijadikan cermin bagi angkatan muda lainnya. Kita telah melihat perkembangan para pemenang reality show seperti itu: ada yang terus berkembang, ada pula yang tenggelam. Maka ujian sesungguhnya bakal dihadapi oleh Aries dan mereka dari dunia yang sama, yakni peluang dan akses yang sudah terbuka seterusnya bergantung kepada sikap mereka sendiri. Entah karena menjadi tinggi hati, mabuk pujian, dan mengabaikan trek pembelajaran. Pada sisi lain, di situ akan terlihat, apakah proses yang dilewati instan atau bukan.
Rey, Pedangdut Alumni Al Kautsar Al Akbar
Reviewed by marbun
on
9:30 PM
Rating:
Post a Comment