Pesantren dan Politik
Tausyiah 12 Ulama
11 Alasan Pilih Abdillah
Medan, WASPADA Online
12 Ulama karismatik di Kota Medan mengeluarkan tausiyah (imbauan), 11 alasan calon walikota dan wakil walikota Medan yang paling layak dipilih umat adalah Drs H. Abdillah, Ak, MBA-Drs H. Ramli, MM. Hal itu disampaikan ke 12 ulama di Medan Senin (20/6), dipimpin Syech Ali Akbar Marbun di Pondok Pesantren Al Kautsar Al-Akbar Jl Pelajar Ujung.
Ke 12 ulama itu terdiri dari KH Djalaluddin Abdul Muthalib, MA (Imam Besar Masjid Raya Al Mashun), Syech Ali Akbar Marbun (Pimpinan Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar), KH Drs Fadhlan Zainuddin (Hafiz), KH Husain Ali, Lc, KH Aswan Ramidi Rokan, Lc, S.Ag (Ustadz dan mantan Anggota DPRD Medan), KH Nurhadi Sayuti Noor (Ulama Besar/Imam Masjid Syailendra), Drs Nasrun Zakaria, KH Zulfikar Hajar, Lc (Pimpinan KBIH Jabal Noer), KH Ali Imron Zakaria, Syech Bahrum Ahmad (Ulama Al Washliyah), KH Fuad Said (MUI Sumut) dan KH Nazaruddin Lubis (kalangan Pesantren).
Tiga ulama yang tidak hadir pada pembacaan tausiyah itu, yakni Syech Bahrum Ahmad, KH Fuad Said dan KH Nurhadi Sayuti. Turut hadir mendukung tausiyah Guru Besar IAIN Sumut yang juga unsur MUI Sumut Prof Dr H Syahrin Harahap, MA.
Dasar 11 tausiyah itu
1. Abdillah sangat dekat dengan rakyat dan umat. 2. Abdillah memberikan perhatian kepada rakyat kecil dan petugas sosial keagamaan seperti bilal mayat, tukang beca, pedagang kaki lima dan bahkan penjaga kuburan dan lain-lain. 3. Abdillah-Ramli telah membuktikan bahwa dia adalah pemimpin yang bekerja keras dan membuktikan dengan tindakannya. 4. Abdillah telah membuktikan bahwa dia dapat memperkuat kohesi sosial tanpa mempersoalkan perbedaan etnis, latar belakang dan agama, sehingga tercipta kerukunan dan keharmonisan. 5. Visinya yang jelas mengenai pemerataan pembangunan, setelah inti kota selanjutnya ke pinggiran kota. 6. Abdillah mampu menyikapi secara arif dan bijaksana terhadap fitnah dan tindakan yang beralasan yang dihadapkan kepadanya. 7. Abdillah telah membuktikan dengan tindakan bahwa Medan harus menjadi kota yang religius dan pengembangan siar-siar keagamaan. 8. Abdillah memiliki rasa kasih sayang yang tinggi terhadap rakyat Kota Medan tanpa terkecuali. 9. Abdillah telah berhasil menciptakan kemitraan ulama dan umaroh yang solid. 10. Memiliki sikap istiqamah dalam pembangunan dan menghadapi tantangannya. 11. Abdillah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pembinaan agama, termasuk pengajaran al-Qur'an.
Ke 12 ulama tersebut juga mengingatkan bahwa dalam kampanye agar tidak menyinggung-nyinggung surga dan neraka dalam memilih calon walikota tertentu. Menurut para ulama, pemberian ganjaran surga dan neraka itu hanya kekuasaan Allah SWT. Manusia tidak bisa memberikan penilaian surga dan neraka atas tindakan manusia yang benar dan salah.
Ke 12 ulama tersebut sekaligus meminta kepada seluruh masyarakat Kota Medan menjaga persatuan dan ukhuwah Islamiyah, tidak mencederainya dengan pembuatan spanduk-spanduk dan pernyataan yang mengandung fitnah dan penghujatan, dengan perbuatan yang menimbulkan keresahan masyarakat menjurus kepada perpecahan. Sedangkan kepada wartawan, para ulama tersebut mengatakan tausiyah yang dikeluarkan ulama tersebut yang menilai Abdillah-Ramli calon walikota Medan yang paling layak.
Menurut Syech Ali Akbar Marbun, ke 11 dasar pertimbangan itu disampaikan sembari berserah diri kepada Allah. "Kami menasehatkan bahwa memilih Abdillah-Ramli dalam Pilkada 2005 merupakan maslahat umat dan rakyat Kota Medan."
Bahasa agama
Sementara itu Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan Prof Dr H Mohd Hatta menyesalkan sikap peserta kampanye dalam Pilkada yang menggunakan bahasa agama yang diplesetkan dan bahasa lainnya, seperti pada spanduk dan brosur yang isinya terkesan memfitnah seseorang. Hal itu ditegaskannya Senin (20/6) di kantor MUI Kota Medan Jalan Amaliun.
Sehubungan dengan itu, MUI Medan mendesak lawan politik untuk menghentikan pernyataan menyesatkan dan yang dapat memecah-belah umat, termasuk bahasa atau atribut agama yang telah diplesetkan, hanya karena untuk mengejar kekuasaan.
MUI minta lawan politik dalam Pilkada memberikan pernyataan dan bahasa yang menyejukkan. MUI mengatakan bahasa agama yang diplesetkan itu jelas bertentangan dengan syariat Islam. "Kita seharusnya menjaga situasi Kota Medan yang sudah kondusif. Tidak ada pertentangan antar pemeluk agama, etnis dan suku. Ini seharusnya kita jaga sebagai umat beragama. Seorang muslim telah diajarkan untuk merajut ukhuwah Islamiyah sesama kita." kata . MUI Medan menilai masih ada bahasa yang bisa digunakan dalam berkampanye untuk mendatangkan kemaslahatan umat, seperti program kerja atau visi misi ke depan.
11 Alasan Pilih Abdillah
Medan, WASPADA Online
12 Ulama karismatik di Kota Medan mengeluarkan tausiyah (imbauan), 11 alasan calon walikota dan wakil walikota Medan yang paling layak dipilih umat adalah Drs H. Abdillah, Ak, MBA-Drs H. Ramli, MM. Hal itu disampaikan ke 12 ulama di Medan Senin (20/6), dipimpin Syech Ali Akbar Marbun di Pondok Pesantren Al Kautsar Al-Akbar Jl Pelajar Ujung.
Ke 12 ulama itu terdiri dari KH Djalaluddin Abdul Muthalib, MA (Imam Besar Masjid Raya Al Mashun), Syech Ali Akbar Marbun (Pimpinan Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar), KH Drs Fadhlan Zainuddin (Hafiz), KH Husain Ali, Lc, KH Aswan Ramidi Rokan, Lc, S.Ag (Ustadz dan mantan Anggota DPRD Medan), KH Nurhadi Sayuti Noor (Ulama Besar/Imam Masjid Syailendra), Drs Nasrun Zakaria, KH Zulfikar Hajar, Lc (Pimpinan KBIH Jabal Noer), KH Ali Imron Zakaria, Syech Bahrum Ahmad (Ulama Al Washliyah), KH Fuad Said (MUI Sumut) dan KH Nazaruddin Lubis (kalangan Pesantren).
Tiga ulama yang tidak hadir pada pembacaan tausiyah itu, yakni Syech Bahrum Ahmad, KH Fuad Said dan KH Nurhadi Sayuti. Turut hadir mendukung tausiyah Guru Besar IAIN Sumut yang juga unsur MUI Sumut Prof Dr H Syahrin Harahap, MA.
Dasar 11 tausiyah itu
1. Abdillah sangat dekat dengan rakyat dan umat. 2. Abdillah memberikan perhatian kepada rakyat kecil dan petugas sosial keagamaan seperti bilal mayat, tukang beca, pedagang kaki lima dan bahkan penjaga kuburan dan lain-lain. 3. Abdillah-Ramli telah membuktikan bahwa dia adalah pemimpin yang bekerja keras dan membuktikan dengan tindakannya. 4. Abdillah telah membuktikan bahwa dia dapat memperkuat kohesi sosial tanpa mempersoalkan perbedaan etnis, latar belakang dan agama, sehingga tercipta kerukunan dan keharmonisan. 5. Visinya yang jelas mengenai pemerataan pembangunan, setelah inti kota selanjutnya ke pinggiran kota. 6. Abdillah mampu menyikapi secara arif dan bijaksana terhadap fitnah dan tindakan yang beralasan yang dihadapkan kepadanya. 7. Abdillah telah membuktikan dengan tindakan bahwa Medan harus menjadi kota yang religius dan pengembangan siar-siar keagamaan. 8. Abdillah memiliki rasa kasih sayang yang tinggi terhadap rakyat Kota Medan tanpa terkecuali. 9. Abdillah telah berhasil menciptakan kemitraan ulama dan umaroh yang solid. 10. Memiliki sikap istiqamah dalam pembangunan dan menghadapi tantangannya. 11. Abdillah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pembinaan agama, termasuk pengajaran al-Qur'an.
Ke 12 ulama tersebut juga mengingatkan bahwa dalam kampanye agar tidak menyinggung-nyinggung surga dan neraka dalam memilih calon walikota tertentu. Menurut para ulama, pemberian ganjaran surga dan neraka itu hanya kekuasaan Allah SWT. Manusia tidak bisa memberikan penilaian surga dan neraka atas tindakan manusia yang benar dan salah.
Ke 12 ulama tersebut sekaligus meminta kepada seluruh masyarakat Kota Medan menjaga persatuan dan ukhuwah Islamiyah, tidak mencederainya dengan pembuatan spanduk-spanduk dan pernyataan yang mengandung fitnah dan penghujatan, dengan perbuatan yang menimbulkan keresahan masyarakat menjurus kepada perpecahan. Sedangkan kepada wartawan, para ulama tersebut mengatakan tausiyah yang dikeluarkan ulama tersebut yang menilai Abdillah-Ramli calon walikota Medan yang paling layak.
Menurut Syech Ali Akbar Marbun, ke 11 dasar pertimbangan itu disampaikan sembari berserah diri kepada Allah. "Kami menasehatkan bahwa memilih Abdillah-Ramli dalam Pilkada 2005 merupakan maslahat umat dan rakyat Kota Medan."
Bahasa agama
Sementara itu Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan Prof Dr H Mohd Hatta menyesalkan sikap peserta kampanye dalam Pilkada yang menggunakan bahasa agama yang diplesetkan dan bahasa lainnya, seperti pada spanduk dan brosur yang isinya terkesan memfitnah seseorang. Hal itu ditegaskannya Senin (20/6) di kantor MUI Kota Medan Jalan Amaliun.
Sehubungan dengan itu, MUI Medan mendesak lawan politik untuk menghentikan pernyataan menyesatkan dan yang dapat memecah-belah umat, termasuk bahasa atau atribut agama yang telah diplesetkan, hanya karena untuk mengejar kekuasaan.
MUI minta lawan politik dalam Pilkada memberikan pernyataan dan bahasa yang menyejukkan. MUI mengatakan bahasa agama yang diplesetkan itu jelas bertentangan dengan syariat Islam. "Kita seharusnya menjaga situasi Kota Medan yang sudah kondusif. Tidak ada pertentangan antar pemeluk agama, etnis dan suku. Ini seharusnya kita jaga sebagai umat beragama. Seorang muslim telah diajarkan untuk merajut ukhuwah Islamiyah sesama kita." kata . MUI Medan menilai masih ada bahasa yang bisa digunakan dalam berkampanye untuk mendatangkan kemaslahatan umat, seperti program kerja atau visi misi ke depan.
Pesantren dan Politik
Reviewed by marbun
on
5:02 PM
Rating:
Post a Comment