Header AD

SBY diminta pimpin Islam

DOHA (SIB)

Di luar jadwal resmi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu ulama
terkemuka dunia Syekh Yusuf Qardawi (83) di Hotel Sheraton, Doha, Qatar, Senin. Dari Qatar dilaporkan pertemuan tersebut berlangsung penuh kekeluargaan dan bahkan diwarnai suasana baru.

Dalam pertemuan itu, Qardawi menyatakan Indonesia dapat menjadi pemimpin dunia Islam. Potensi itu sangat besar antara lain karena posisi Muslim Indonesia yang moderat Islam di Indonesia telah menampilkan wajah yang baik, tidak berlebihan.
“Dalam posisi itu, saya mengharapkan Presiden dapat berperan untuk memimpin dunia Islam, mendorong kemajuan dunia Islam,” kata Qardawi.

Ketua Majelis Fatwa Muslim Eropa, yang fatwa-fatwanya sangat berpengaruh itu, menyebutkan pula bahwa kebangkitan Islam dunia diharapkan muncul dari Indonesia. Untuk itu, ia berharap Presiden Yudhoyono dapat mengambil peran sebagai pemimpin dunia Islam.

“Banyak yang harus kita perbaiki di dunia Islam, kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan harus dapat kita selesaikan,” ujarnya.

Qardawi juga mengatakan, demokrasi dan Islam tidak perlu dipertentangkan. Para pemimpin, lanjutnya, haruslah bertanggungjawab terhadap orang yang dipimpinnya. “Kita harus bertanggungjawab kepada yang kita pimpin, bukan kepada negara asing,” tegasnya.

Dunia Islam, lanjutnya lagi, tidak boleh saling menyalahkan Rakyat, jangan menyalahkan pemimpinnya. Tidak boleh ada anarki. Negara muslim harus saling bekerja sama, ujarnya.

Yusuf Qardawi, ulama kharismatis yang tidak mudah untuk ditemui karena kesibukannya. Namun, menurut Dubes RI di Qatar Abdul Wahid Maktuh Qardawi yang justru mengambil prakarsa untuk bertemu Presiden Yudhoyono. Untuk menghargai ulama berpengaruh itu, Presiden merasa berkewajiban mengundang Qardawi.

Qardawi mengatakan, ia telah lama mendengar cerita tentang komitmen Presiden Yudhoyono untuk kemajuan Islam. “Saya datang kesini untuk mengetahui apakah cerita itu benar. Saya ingin mendengarkannya langsung dari Presiden,” ujar Qardawi yang didampingi dua asistennya.

Setelah mendapat penjelasan dari Presiden tentang kondisi umat Islam dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mendorong kemajuan Islam. Qardawi menyebutkan bahwa ulama dan pemerintah haruslah bersama-sama, tidak berbeda satu dengan lainnya.
“Kami mendengar Presiden dekat dengan ulama, itu baik karena ulama dan pemerintah sebaiknya tidak dalam posisi yang berjauhan,” kata Qardawi.

Kedatangan Yusuf Qardawi ke tempat Presiden menginap, disambut hangat Presiden Yudhoyono. Ia didampingi Menteri Agama Maftuh Basyuni, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Ketua Presidium ICMI Marwah Daud Ibrahim dan Nanat Fatah Nasir. Ketua Persatuan Islam Shidiq Aminullah. Guru Besar UIN Jakarta Nazaruddin Syamsuddin, dan Ketua Al Washliyah M Aziz Ritonga.

Pada kesempatan langka itu pula, Presiden meminta izin Qardawi agar kedua puteranya Agus Harimurti dan Edhi Baskoro hadir di ruang pertemuan itu.

Suasana mendadak haru ketika Presiden mengundang Qardawi ke Indonesia. Atas undangan itu, Qardawi mengatakan, “Saya bukanlah tamu, karena saya telah sejak lama menjadi bagian dari rakyat Indonesia. Saya sudah berkenalan dengan Indonesia, buku-buku saya banyak diterjemahkan di Indonesia,” katanya.

Pernyataan Qardawi sebagai bagian dari rakyat Indonesia itu, sangat mengharukan yang hadir. Nazaruddin Umar, Marwah Daud Ibrahim dan Nanat Natsu menuturkan suasana hening. “Saya menangis mendengar kedekatan Qardawi dengan kita,” ujar Nazaruddin Umar.

Nazaruddin mengatakan sangat terkesan dengan pribadi dan pemikiran Qardawi. “Dia figur yang moderat, diterima semua pihak baik Suni, Syiah maupun Wahabi. Dia meminta kita tidak membenci orang lain bahkan juga terhadap yang tidak seagama,” kata Nazaruddin Umar.

Hari Kedua SBY di Uni Emirat

Sementara itu, Hari kedua lawatannya di Uni Emirat Arab (UEA), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Selasa (2/5) melakoni agenda yang padat. Praktis kegiatan berlangsung dari pagi hingga sore hari, sebelum kemudian terbang ke Yordania.
SBY tiba di UEA Senin (1/5). Di Bandara Kepresidenan Abu Dhabi, SBY dijemput langsung oleh Presiden UEA Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan. Usai upacara penyambutan, SBY menuju Istana Al Mushrif untuk melakukan pembicaraan Tete a Tete (empat mata) dengan Presiden UEA Sheikh Khalifa. Pertemuan berlangsung selama 30 menit.

Dari Abu Dhabi, wartawan detikcom Budiono Darsono melaporkan, pertemuan SBY dengan Presiden UEA, sebagaimana dijelaskan oleh juru bicara kepresidenan Dino Patti Djalal, membahas hubungan bilateral dan juga regional.

Bilateral, antara lain, membahas soal investasi dan perdagangan. Juga menyangkut kerja sama energi. SBY juga membeberkan proyek-proyek yang akan dikerjakan Indonesia. "Presiden mengundang investor UEA untuk berinvestasi ke Indonesia," kata Dino.

Soal regional, SBY membahas masalah Irak, Iran dan Palestina. Soal Irak, kedua pemimpin negara sepakat untuk mencegah terjadinya perang saudara di Irak, serta mencegah kemungkinan Irak menjadi negara yang terpecah-pecah menjadi 3 bagian.
Kedua, pemimpin negara juga sepakat untuk membantu terciptanya perdamaian di Palestina. Atas sikap Isreal yang makin keras, sebagaimana dijelaskan Dino, kedua pemimpin negara sepakat agar Israel bisa bekerja sama menciptakan perdamaian di Palestina.

Untuk menindaklanjuti pembicaraan dengan Presiden UEA soal kerja sama ekonomi, Selasa (2/5) SBY diagendakan bertemu Sheikh Hameed bin Zayed Al Nahyan, kepala Departemen Ekonomi Abu Dhabi. Pertemuan dijadwalkan berlangsung pk 10.20 waktu setempat atau 13.30 WIB.

Setelah jumpa pers, SBY dijadwalkan akan mengunjungi makam mendiang presiden pertama UEA Sheihk Zayed bin Sultan Al Nahyan. Setelah itu SBY dan rombongan terbang menuju Yordania. (Ant/Tbt/Detikcom/w)
SBY diminta pimpin Islam SBY diminta pimpin Islam Reviewed by marbun on 3:31 PM Rating: 5

Post AD