Mozaik Tersembunyi: 17 Wajah Muslim di Myanmar
Di balik hiruk pikuk berita internasional yang seringkali menyoroti tragedi kemanusiaan yang menimpa sebagian komunitas Muslim di Myanmar, tersembunyi sebuah mozaik keberagaman etnis yang kaya dan jarang terungkap.
Negeri yang dulunya dikenal sebagai Burma ini ternyata menyimpan 17 kelompok etnis Muslim yang unik, masing-masing dengan latar belakang sejarah, budaya, dan tradisi yang berbeda-beda.
Keberadaan mereka menjadi saksi bisu akan interaksi budaya dan migrasi yang telah membentuk lanskap sosio-kultural Myanmar selama berabad-abad.
Mayoritas perhatian dunia tertuju pada etnis Rohingya, sebuah komunitas yang sayangnya mengalami penganiayaan sistematis di Negara Bagian Rakhine.
Namun, penting untuk diingat bahwa Muslim di Myanmar bukanlah kelompok yang homogen. Mereka tersebar di berbagai wilayah negara, dari dataran rendah yang subur hingga perbukitan terpencil, dan terjalin dalam jalinan identitas etnis yang beragam.
Di jantung kota Yangon, dulunya Rangoon, berdiam komunitas Muslim yang akarnya tertanam kuat dalam sejarah migrasi dari anak benua India. Mereka membawa serta warisan budaya dan tradisi kuliner yang khas, menambah warna pada kehidupan urban Myanmar. Kehadiran mereka menjadi pengingat akan hubungan perdagangan dan pertukaran budaya yang telah lama terjalin antara Myanmar dan negara-negara tetangganya.
Bergerak ke barat, di sepanjang pesisir Negara Bagian Rakhine, kita menemukan etnis Rohingya. Meskipun seringkali menjadi fokus pemberitaan negatif, komunitas ini memiliki sejarah panjang di wilayah tersebut, dengan akar yang diperkirakan telah ada sejak berabad-abad lalu. Mereka memiliki bahasa dan adat istiadat sendiri yang membedakan mereka dari kelompok etnis Rakhine yang mayoritas beragama Buddha.
Di sisi lain, terdapat kelompok Panthay, yang merupakan keturunan dari para pedagang Muslim Tiongkok yang datang ke Myanmar pada masa lalu. Kehadiran mereka menjadi bukti jejak jalur perdagangan kuno yang menghubungkan Tiongkok dengan Asia Tenggara. Mereka telah berasimilasi dengan budaya lokal namun tetap mempertahankan beberapa aspek tradisi dan identitas Tionghoa mereka.
Menjelajahi ujung selatan Myanmar, di wilayah Kawthaung, kita akan menjumpai komunitas Muslim yang memiliki ikatan erat dengan dunia Melayu. Mereka berbagi warisan bahasa dan budaya dengan masyarakat di Semenanjung Malaya. Menariknya, istilah "Pashu" digunakan secara umum untuk menyebut orang-orang keturunan Melayu di wilayah ini, tanpa memandang keyakinan agama mereka.
Di berbagai penjuru Myanmar, terutama di kota-kota besar seperti Mandalay dan Yangon, serta wilayah delta Ayeyarwady, terdapat komunitas Muslim Zerbadi.
Mereka adalah hasil dari perkawinan silang antara pria Muslim dari Asia Selatan dan Timur Tengah dengan wanita Burma.
Keturunan mereka mewarisi perpaduan budaya yang unik, mencerminkan pertemuan berbagai tradisi dan bahasa. Jejak leluhur Arab mereka, yang sebagian besar adalah para pedagang, masih terasa dalam beberapa aspek kehidupan mereka.
Berdekatan dengan komunitas Zerbadi, terdapat kelompok Pati yang juga memiliki akar sejarah Arab yang serupa. Mereka berbagi banyak kesamaan dalam hal tradisi dan wilayah tempat tinggal, menunjukkan adanya interaksi dan hubungan yang erat di antara kedua kelompok ini.
Di wilayah timur laut, kita menemukan Muslim Kawthauli, yang memiliki garis keturunan dari Assam dan Manipur, wilayah di India yang berbatasan dengan Myanmar. Kehadiran mereka menambah dimensi lain pada keragaman etnis Muslim di Myanmar, menunjukkan adanya migrasi dan interaksi lintas batas.
Di kepulauan Mergui yang indah, tinggal komunitas Selonese, yang juga dikenal sebagai "gipsi laut". Meskipun beberapa di antara mereka memeluk agama Islam, mereka memiliki identitas budaya yang unik dan terikat erat dengan laut.
Istilah "Indian Pertama" merujuk pada kelompok Muslim yang diyakini sebagai keturunan awal para migran dari India dan tinggal di wilayah yang sama dengan komunitas Zerbadi, mengindikasikan gelombang migrasi yang berbeda atau hubungan sejarah yang kompleks.
Di Negara Bagian Shan yang berbukit, terdapat Muslim Shan yang merupakan hasil percampuran etnis Shan dan Burma. Mereka mengadopsi banyak aspek budaya Shan namun tetap mempertahankan keyakinan Islam mereka.
Demikian pula, di Negara Bagian Kachin di utara, terdapat Muslim Kachin yang merupakan hasil perkawinan antara etnis Kachin dan Burma, menciptakan identitas Muslim lokal yang unik.
Di wilayah selatan, di Negara Bagian Karen (Kayin), terdapat Muslim Karen yang juga merupakan hasil percampuran etnis Karen dan Burma. Keberadaan mereka menunjukkan bahwa Islam telah menyebar dan berinteraksi dengan berbagai kelompok etnis di seluruh Myanmar.
Negara Bagian Kayah juga memiliki komunitas Muslim Kayah, yang berasal dari percampuran etnis Kayah dan Burma, semakin memperkaya mozaik keberagaman agama dan etnis di Myanmar.
Di Negara Bagian Kachin, terdapat pula kelompok Jinghpaw yang beberapa di antaranya beragama Islam dan memiliki garis keturunan dari etnis Jinghpaw, Burma, dan bahkan Rohingya, menunjukkan adanya mobilitas dan perkawinan antar kelompok etnis.
Komunitas Gorkha, yang berasal dari Nepal dan Burma, juga memiliki anggota yang beragama Islam dan tinggal di wilayah Shan dan Kachin. Kehadiran mereka mencerminkan sejarah keterlibatan Nepal dalam berbagai aspek kehidupan di Myanmar.
Di Negara Bagian Mon, di wilayah selatan, terdapat komunitas Maw Tae Tal yang merupakan keturunan etnis Mon yang memeluk agama Islam, menunjukkan adanya konversi agama dan asimilasi budaya.
Selain itu, terdapat komunitas Momein yang memiliki akar etnis Rohingya dan tinggal di Negara Bagian Mon dan Bago, menunjukkan adanya migrasi dan perpindahan populasi di antara berbagai wilayah Myanmar.
Terakhir, komunitas Salon, yang memiliki akar Melayu, juga dapat ditemukan di wilayah selatan, khususnya di Divisi Tanintharyi dan Negara Bagian Mon, semakin mempertegas pengaruh budaya Melayu di wilayah pesisir Myanmar.
Ke-17 kelompok etnis Muslim ini, dengan latar belakang dan kisah unik mereka, membentuk sebuah narasi yang lebih kompleks dan kaya tentang keberagaman sosio-kultural di Myanmar. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah dan identitas nasional negara ini, meskipun seringkali keberadaan mereka kurang mendapatkan perhatian yang layak di tengah berbagai isu yang lebih mendominasi pemberitaan internasional. Memahami keberagaman ini adalah langkah penting untuk membangun pemahaman yang lebih komprehensif tentang Myanmar dan masyarakatnya.
Lihat juga Muslim Kamein atau Kaman di Myanmar
1. Muslim yang berasal dari India terkonsentrasi di Yangon (dulu Rangoon).
2. Rohingya adalah kelompok etnis minoritas yang tinggal di Negara Bagian Rakhine (dulu Arakan), Myanmar bagian barat. Mereka berpusat di kota-kota bagian utara Rakhine: Maungdaw, Buthidaung, Rathedaung, Sittwe (dulu Akyab), Sandoway, Taungup, Thandwe, Kyaukpyu, dan Pulau Ramree (Kyauktaw).
Panthay adalah Muslim Tiongkok Myanmar.
3. Muslim yang berasal dari Melayu dapat ditemukan di Kawthaung, di bagian paling selatan Myanmar. Orang-orang keturunan Melayu, terlepas dari agama mereka, disebut sebagai Pashu.
4. Muslim Zerbadi adalah hasil perkawinan campuran antara pria Muslim dari Asia Selatan dan Timur Tengah dengan wanita Burma. Mereka memiliki keturunan Arab (para pedagang) dan tinggal di Mandalay, Yangon, Divisi Ayeyarwady, Magway, Negara Bagian Shan, dan Negara Bagian Mon.
5. Pati adalah kelompok etnis dengan asal-usul Arab dan tinggal di wilayah yang sama dengan Zerbadi serta memiliki sejarah yang serupa.
6. Kawthauli (juga dikenal sebagai Muslim Kautuli) berasal dari Assam dan Manipur.
7. Selonese berasal dari suku Selung.
Indian Pertama berasal dari keturunan Pyataw atau Pyata dan tinggal di wilayah yang sama dengan Zerbadi.
8. Muslim Shan berasal dari etnis Shan dan Burma, dan sebagian besar tinggal di Negara Bagian Shan.
9. Muslim Kachin berasal dari etnis Kachin dan Burma, dan sebagian besar tinggal di Negara Bagian Kachin.
10. Muslim Karen berasal dari etnis Karen dan Burma, dan sebagian besar tinggal di Negara Bagian Karen (secara resmi disebut Negara Bagian Kayin) yang terletak di selatan Myanmar, dengan sejumlah kecil di Divisi Ayeyarwady dan Negara Bagian Mon di Divisi Tanintharyi.
11. Muslim Kayah berasal dari etnis Kayah dan Burma dan tinggal di Negara Bagian Kayah.
12. Jinghpaw berasal dari etnis Jinghpaw, Burma, dan Rohingya, dan tinggal di Negara Bagian Kachin.
13. Gorkha berasal dari etnis Nepal dan Burma, dan tinggal di Negara Bagian Shan dan Kachin.
14. Maw Tae Tal berasal dari etnis Mon dengan keturunan Burma, dan tinggal di Negara Bagian Mon di Divisi Tanintharyi.
15. Momein berasal dari etnis Rohingya dan tinggal di Negara Bagian Mon dan Bago.
16. Salon berasal dari etnis Melayu dan tinggal di Divisi Tanintharyi dan Negara Bagian Mon.
17. Orang India berasal dari keturunan India dan dapat ditemukan di Myanmar tengah dan sebagian Myanmar hilir.
Mozaik Tersembunyi: 17 Wajah Muslim di Myanmar
Reviewed by Admin2
on
10:18 PM
Rating:
Post a Comment